Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Zona.my.id PT Zona Nyaman Indonesia
Get
Example floating
Example floating
BeritaSamarinda

TPA Bukit Pinang Sudah Lama Overload, Angkasa: Tak Ada Solusi Selain Menunggu Hujan Turun

ZonaTV
236
×

TPA Bukit Pinang Sudah Lama Overload, Angkasa: Tak Ada Solusi Selain Menunggu Hujan Turun

Sebarkan artikel ini
5a0b8846 picsart 23 09 27 19 35 32 461 11zon
IKLAN VIDEO LIST

Samarinda – Asap yang mengepul di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Pinang Jalan Suryanata masih terus berlangsung hingga saat ini, Rabu (27/9/2023). Padahal upaya untuk menimbun titik api telah dilakukan oleh Pemkot Samarinda dengan menurunkan dua eksavator, untuk mencari titik apa yang terus bermunculan silih berganti.

Namun dampaknya sudah kadung meluas ke berbagai pemukiman warga berada di sekitar TPA. Kondisi ini sebelumnya juga telah ditinjau oleh Ketua Komisi III DPRD Samarinda Angkasa Jaya Djoerani.

Hanya saja ia mengatakan untuk saat ini memang pihaknya tak bisa memberikan masukan kepada Pemkot Samarinda, untuk menangani kebakaran lahan di TPA Bukit Pinang. Pasalnya penutupan tempat sampah tersebut, baru saja dilakukan pada Kamis (21/9/2023) lalu.

“Meskipun saat ini sudah ada penangan untuk membasmi satu titik, tetap akan muncul lagi. Karena sumber titik panas dari gas metan itu, masih ditemukan di 10 meter ke bawah,” ungkap Jaya.

Sehingga untuk menyelesaian permasalahan ini, seluruh sampah di TPA Bukti Pinang tersebut harus diangkat keluar. Namun TPA yang disiapkan di Sambutan, juga kurang proporsional untuk menampung sampah dalam jangka waktu panjang.

“Solusinya tidak ada yang bisa kami sampaikan kepada masyarakat, selain menunggu turunnya hujan agar bisa membasmi titik panas yang berada jauh di bawah TPA,” terangnya.

Politikus PDIP ini pihaknya sudah sejak lama meminta kepada Pemkot Samarinda untuk menutup permanen TPA Bukit Pinang. Sebab jaraknya terlalu dekat dengan pemukiman warga yang akan menyebabkan dampak semakin meluas.

Selain itu, kejadian terbakarnya TPA Bukit Pinang bukan kali ini saja terjadi, terutama di musim kemarau. Tahun lalu juga terjadi persoalan yang sama, bahkan hingga satu pekan kualitas udara di Samarinda memburuk.

“Kalau baru sekarang mau ditutup ya tidak salah, tapi seharusnya kan dari dulu. Hanya saja alasan pemkot, karena TPA Sambutan jalanannya belum selesai dibebaskan. Sekarang sudah selesai, tapi lahannya disana cuma 5 hektare,” pungkasnya. (*/MLS/FST)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan