Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Zona.my.id PT Zona Nyaman Indonesia
Get
Example floating
Example floating
BerauBerita

Kabut Asap Selimuti Berau, DLHK Sebut Pengaruh Karhutla

Avatar of Redaksi
ZonaTV
6089
×

Kabut Asap Selimuti Berau, DLHK Sebut Pengaruh Karhutla

Sebarkan artikel ini
5fc93ab4 71883bb4 ec4e 4813 a578 9bdc62708637
IKLAN VIDEO LIST

Tanjung Redeb – Selama sepekan terakhir, kabut asap terlihat menyelimuti Kabupaten Berau. Berdasarkan pantauan terbaru, situasi ini semakin memburuk akibat munculnya beberapa titik panas (hotspot) yang diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah, terutama di kampung-kampung.

Cuaca panas yang melanda Berau dalam beberapa hari terakhir dinilai menjadi salah satu faktor penyebab kabut asap yang mengganggu aktivitas pekerja di luar ruangan.

Polling
TS Poll - Loading poll ...

Menanggapi situasi ini, Yulianti, Japung Fungsional Pemantauan Kualitas Udara Dinas Lingkungan Hidup dan Kesehatan (DLHK) Berau, menjelaskan peran penting sistem informasi Sipongi dalam mendeteksi hotspot.

“Sistem Sipongi menjadi dasar pencegahan karhutla melalui deteksi dini hotspot atau titik panas. Namun, perlu dipahami bahwa hotspot berbeda dengan firespot (titik api),” jelas Yulianti.

Aplikasi Sipongi dinilai sangat akurat dalam memberikan informasi mengenai lokasi hingga tingkat desa beserta status lahan. Data hotspot diperbarui setiap 24 jam, memberikan informasi yang mendekati waktu nyata (near-real-time). Namun, terkait kualitas udara terkini di Berau, Yulianti masih memerlukan data lebih lanjut sebelum memberikan perhitungan yang pasti.

Pada tanggal 18 September 2024, beberapa wilayah yang terpantau mengalami kebakaran lahan dengan intensitas sedang adalah Gurimbang, Rantau Panjang, Kampung Kasai, Segah, Kelay, Teluk Bayur, Talisayan, dan Biduk-Biduk. Menurut Yulianti, arah angin yang membawa asap dari wilayah-wilayah tersebut menyebabkan kabut asap menyelimuti kota, meskipun di dalam kota tidak terdeteksi adanya titik panas.

Sementara itu, untuk memastikan sumber titik panas, Yulianti menegaskan bahwa konfirmasi harus dilakukan melalui pantauan lapangan oleh instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Yulianti juga menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan menghindari aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan, terutama mengingat cuaca panas dalam seminggu terakhir yang semakin memperburuk kondisi lingkungan. (Divana/Fery)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan