BERAU — Di tengah popularitas Pulau Derawan, Maratua, Kakaban, dan Sangalaki sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia, pengelolaan pariwisata Kabupaten Berau dinilai belum menunjukkan perkembangan berarti. Kritik itu disampaikan Anggota Komisi III DPRD Berau, Saga, yang menilai pemerintah daerah masih tertinggal dalam memaksimalkan potensi alamnya sendiri.
Saga, yang berasal dari wilayah pesisir, menyebut promosi pariwisata Berau belum dilakukan secara serius. Ia menilai upaya pemasaran destinasi masih sebatas unggahan foto tanpa konsep profesional atau paket perjalanan yang jelas. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Tarakan, yang justru lebih agresif memasarkan wisata Derawan meski bukan pemilik destinasi.
“Travel di Tarakan sudah menjual paket Derawan lebih lengkap. Mereka menawarkan transportasi dan gambaran destinasi secara utuh. Sementara kita hanya promosi dasar,” kata Saga dalam keterangannya.
Menurut dia, persoalan utama sektor wisata Berau bukan hanya promosi yang lemah, tetapi juga ketiadaan layanan transportasi reguler yang kompetitif. Wisatawan yang ingin menuju Derawan dari Berau harus menggunakan sistem carter dengan biaya tinggi, sehingga dinilai tidak ramah bagi turis maupun masyarakat lokal.
“Di Berau mau ke Derawan saja harus carter, dan harganya selangit. Sementara di Tarakan sudah ada transportasi reguler. Ini seharusnya menjadi perhatian,” ujarnya.
Saga menilai kondisi tersebut menyebabkan banyak platform perjalanan merekomendasikan wisatawan dari luar daerah untuk memulai perjalanan melalui Tarakan karena dianggap lebih murah dan praktis.
Politisi PPP itu menyoroti belum adanya travel agen khusus di Berau yang mampu menawarkan paket wisata lengkap—mulai dari informasi destinasi, transportasi murah, hingga layanan terintegrasi bagi wisatawan.
Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Berau melakukan pembenahan menyeluruh, terutama terkait fasilitas pendukung dan kolaborasi dengan pelaku usaha perjalanan. Menurutnya, komitmen kuat diperlukan agar sektor wisata bahari dapat menjadi sumber ekonomi yang benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Kalau kita tidak bergerak cepat, kita hanya akan menjadi tuan rumah di daerah sendiri, tetapi kalah bersaing,” kata Saga. (Adv/Zenn)













