Tanjung Redeb – Hujan lebat yang mengguyur Berau beberapa hari belakangan telah mengakibatkan banjir pada beberapa titik dan wilayah, baik di kota maupun di kampung-kampung.
Beberapa titik dan wilayah yang diserang banjir, baik dalam dalam skala kecil maupun besar antara lain Singkuang- Murjani III, Buyung-Buyung, dan Gurimbang, serta beberapa kampung lain di Talisayan.
Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Berau Hendra Pranata menjelaskan untuk mengurangi resiko atau dampak banjir pada beberapa wilayah itu, pembangunan drainase, tanggul, dan normalisasi sungai memang harus segera dilakukan.
“Kegiatan drainase Singkuang ini akan dikebut pokoknya. Sedot sana sini biar tidak banjir lagi. Karena bebannya Murjani III memang terlampau berat,” ungkapnya.
Disampaikannya, setelah Jalan Padat Karya dan Sari Padat Karya beres, drainase Singkuang menjadi tumpuan utama. Namun, pembangunan drainase Singkuang tersebut sempat terhambat.
“Beberapa tahunlah sempat terhambat lalu akibat penyeberangan darurat waktu jembatan Sambaliung direhab. Kalau start bersamaan saja kemarin, sekarang sudah beres semua,” tegasnya.
Secara khusus untuk melanjutkan hingga menyeledaikan pembangunan drainase Singkuang hingga Murjani III tahun ini, pemerintah daerah telah menyiapkan pagu anggaran sekira Rp 20 miliar.
Sedangkan terkait banjir di wilayah Buyung-Buyung dan Gurimbang, Hendra menilai potensi dampaknya kemungkinan akan ditangani melalui pembangunan tanggul dan normalisasi sungai.
“Hujan lebat. Dua kampung itu berada di pinggir sungai. Masalahnya bukan soal drainase. Kemungkinan tanggul atau normalisasi sungai. Kegiatan besarnya itu. Tapi nanti kita cek dulu. Hari ini (Senin 18/3) saya ke sana, juga ke Talisayan,” bebernya.
Selama ini untuk dua kampung itu, lanjutnya, tangggul memang sudah dibangun. Namun fungsinya hanya sebatas menahan air asin masuk ke persawahan masyarakat.
“Tanggul untuk tahan banjirnya belum. Hanya sebatas menahan air asin masuk ke sawah. Kalau normalisasi nanti untuk normalkan alirannya,” paparnya.
Bila memungkinkan, tambahnya, pembangunan tanggul atau normalisasi sungai akan melibatkan pihak provinsi atau BKSDA.
“Kalau bisa ditangani, mudah-mudahan dampaknya berkurang. Mungkin ditangani sendiri, mungkin diusulkan ke provinsi atau ke balai. Yang penting diidentifikasi dulu,” pungkasnya. (Elton/Fery)