Tanjung Redeb – Keberadaan Tim Pemadam Kebakaran di Bumi Batiwakkal seperti tak dianggap oleh pejabat-pejabat pengambil kebijakan di Berau. Hal ini, lantaran kebutuhan penambahan personel yang terus diajukan tidak kunjung direalisasikan.
Hal itu diungkapkan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat. Menurutnya, sejauh ini pejabat-pejabat yang berkoar-koar di media tersebut hanya omong kosong.
“No Action Talk Only (Nato), cuman ngomong doang. Tidak ada realisasinya,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam persoalan ini masih banyak kekurangan personel Damkar. Bahkan, di salah satu kecamatan tidak tersedia personel maupun armada Damkar.
“Di Maratua itu nda ada personel. Jangankan personel, anggota saja tidak ada,” katanya.
Dirinya menyebut, bahwa tahun ini ada 4 personel yang akan memasuki masa purna tugas. Dan hal itu menjadikan jumlah personel Damkar di Berau semakin berkurang.
“Total ada 52 personel. Itu tersebar di 12 kecamatan,” jelasnya.
Dijelaskannya, di luar Berau jumlah personel Damkar minimal 200 orang. Hal itu sesuai dengan ketersediaan unit armada Damkar.
“Jika ada 10 unit, maka harus ada 120 personel. Karena satu shift itu ada 6 personel di setiap satu unit. Jika ada dua shift maka harus di kali dua,” bebernya.
Dirinya bahkan mengungkapkan, permohonan penambahan personel ini sudah beberapa kali diajukan. Terkahir kali ada penambahan di tahun 2019.
“Sekarang mau nambah personel, tapi tidak bisa. Karena ada regulasi yang menyebut tidak boleh ada pengangkatan PTT lagi,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Nofian mengatakan, sudah beberapa kali mencoba untuk mencari PNS agar bisa mutasi ke Damkar.
“Ada yang mau, tapi tidak diizinkan oleh intansi mereka,” sebutnya.
Ia menjelaskan, bahwa pejabat-pejabat di Berau tidak pernah menganggap keberadaan Damkar itu penting.
“Kami itu penting kalau ada kebakaran saja. Selebihnya kami tidak penting. Itu bisa kami buktikan dari tidak ada perhatian yang diberikan ke kami,” tandasnya. (FST)