Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Zona.my.id PT Zona Nyaman Indonesia
Get
Example floating
Example floating
BerauBerita

Tolak Gabung Kaltara, Kaltim Harga Mati

Avatar of Redaksi
ZonaTV
315
×

Tolak Gabung Kaltara, Kaltim Harga Mati

Sebarkan artikel ini
545e0eaa picsart 23 11 12 14 18 00 412 11zon
IKLAN VIDEO LIST

Tanjung Redeb – Sejumlah tokoh adat dan masyarakat menggelar aksi penandatanganan petisi penolakan Berau bergabung dengan Kalimantan Utara. Petisi itu, buntut dari masifnya kabar, bahwa mayoritas masyarakat Berau setuju bahwa Berau akan bergabung dengan Kaltara.

Tokoh masyarakat Berau sekaligus mantan Sekkab Berau, Ibnu Sina menegaskan, bahwa tidai ada alasan Berau untuk berpindah dari Kaltim.

Polling
TS Poll - Loading poll ...

“Apa yang menjadi dasar kita harus bergabung dengan Kaltara,” ujarnya.

Dikatakannya, iming-iming untuk mensejahterakan Berau jika bergabung dengan Kaltara pun hanya dianggap angin lalu.

Pasalnya, APBD Berau saat ini jauh lebih besar dibandingkan dengan APBD Provinsi Kaltara.

“Bagaimana mau sejahtera jika seperti itu,” tegasnya.

Disamping itu, pihaknya bersama tokoh-tokoh masyarakat Berau, menegaskan bahwa Berau akan tetap berada di Kalimantan Timur.

“Kami bersikap dan mendeklarasikan, bahwa Berau tetap berada di Kaltim,” jelasnya.

Senada dengan Ibnu Sina, penolakan Berau bergabung dengan Kaltara pun disampaikan oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih.

Dalam penyampaiannya, Sri Juniarsih menegaskan Berau hanya untuk Kaltim. Apalagi, dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari berbagai tokoh Berau, bahwa Berau memiliki prioritas sendiri di Kaltim seiring dengan hadirnya Ibukota Nusantara (IKN) di Kaltim.

“Hanya Berau yang memiliki potensi SDA yang luar Basa. tentu ini akan memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat. Apalagi mayoritas masyarakat Berau juga tidak setuju penggabungan dilakukan,” katanya

Dia juga mengatakan, ada alasan yang cukup kuat untuk menolak ajakan tersebut, pertama ingin fokus pada pencapaian program prioritas, dan tidak pernah berfikir untuk berpisah dengan Kaltim.

Kemudian belanja APBD rutinmaupun pegawai, angkanya sudah mencapai Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun. Jika bergabung dengan Kaltara, yang notabene APBDnya jauh lebih rendah dari Berau, tentu pemerintah akan sangat kesulitan.

Belum lagi dana bagi hasil (DBH) saat ini sudah cukup lebih besar. Sehingga tidak memungkinkan untuk Berau berpisah dengn Kaltim. Yang paling disyukurinya adalah, bantuan Pemprov Kaltim yang hampir mencapai Rp 500 miliar untuk perbaikan poros jalan pesisir selatan Berau.

“Alangkah tidak tahu balas budinya jika Berau bergabung ke Kaltara. Jika kita bergabung, maka jalan itu menjadi aset Berau, ini akan sangat memberatkan kita,” pungkasnya.

Kendati menolak ajakan penggabungan yang diajukan Pemprov Kaltara, Sri mengatakan, Berau dan Kaltara masih bisa bekerjasama dalam
segi apapun tanpa harus bergabung.

“Kita masih bisa bekerjasama untuk membangun daerah menjadi lebih baik,” pungkasnya.

Dalam acara itu, jug dibacakan petisi penolakan penggabungan Berau ke Kaltara dibacakan Syaipul Rizal. Petisi itu sudah ditandatangi perwakilan lembaga adat, ormas, maupun tokoh masyarakat Kabupaten Berau. (*)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan