TANJUNG REDEB – Upaya peningkatan tata kelola pendidikan di Kabupaten Berau memasuki babak baru. Seluruh satuan pendidikan negeri, mulai dari TK, SD hingga SMP, kini telah terdata lengkap beserta asetnya melalui sistem elektronik Barang Milik Daerah (e-BMD) yang terhubung langsung dengan SIPD.
Transformasi digital ini membuat proses pendataan aset tidak lagi bergantung pada pencatatan manual yang rentan salah, tercecer, atau terlambat diperbarui. Setiap meja, kursi, komputer, hingga bangunan sekolah kini tercatat secara rinci dalam sebuah sistem yang dapat dipantau kapan saja.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Berau, langkah ini menjadi fondasi penting untuk memastikan setiap barang milik sekolah tidak hanya tercatat, tetapi juga terkelola dengan rasa tanggung jawab.
“Setiap aset pendidikan adalah amanah. Dengan digitalisasi, kita menjaga kepercayaan publik bahwa semua yang dipakai untuk mendukung pembelajaran dicatat dan dipelihara dengan benar,” ucapnya. Ia menekankan bahwa sistem ini bukan sekadar alat administratif, melainkan sarana untuk menghadirkan pengelolaan yang lebih tertib, efisien, dan transparan.
Sebagai bagian dari implementasi e-BMD, Dinas Pendidikan Berau menggelar Bimbingan Teknis Penataan Aset Sekolah beberapa waktu lalu dan Kegiatan ini diikuti 243 peserta yang mewakili 13 kecamatan, terdiri dari kepala sekolah hingga operator aset di tingkat TK, SD, dan SMP negeri.
Selama tiga hari, peserta mendapat pemahaman teknis mengenai proses pencatatan aset, mekanisme pelaporan digital, hingga sinkronisasi data dengan sistem pemerintah daerah. Mereka juga diajak memahami bahwa pengelolaan aset bukan hanya pekerjaan administrasi, tetapi bagian dari menjaga kelangsungan layanan pendidikan.
“Jika terjadi kerusakan, kehilangan, atau perubahan kondisi barang, semuanya harus tercatat cepat dan akurat. Dengan sistem digital, sekolah bisa mengajukan kebutuhan lebih tepat, dan pemerintah dapat mengambil keputusan lebih cepat,” jelas salah satu narasumber.
Digitalisasi ini juga diharapkan mampu mengurangi beban anggaran dan mempercepat proses perencanaan. Ketika seluruh sekolah terdata dengan baik, kebutuhan pengadaan dan perbaikan dapat diukur dengan jelas, sehingga pemborosan dapat ditekan.
Melalui sistem yang terintegrasi, Dinas Pendidikan Berau kini memiliki gambaran utuh tentang kondisi aset pendidikan di seluruh wilayah, termasuk sekolah-sekolah yang berada di kecamatan terpencil.
“Pengelolaan yang rapi bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk menyiapkan pendidikan yang lebih kuat di masa mendatang,” kata Kadisdik.
Penerapan e-BMD tersebut menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan tata kelola pendidikan yang lebih modern. Ke depan, Dinas Pendidikan berencana memperluas pemanfaatan teknologi pada bidang lain agar kualitas layanan pendidikan terus berkembang.
Dengan sistem yang lebih terbuka, akurat, dan mudah diaudit, pemerintah yakin bahwa sekolah dapat berfokus pada peningkatan mutu belajar, sementara administrasi berjalan lebih tertib.
“Harapan kami, setelah bimtek ini, semua sekolah bisa mengelola asetnya secara lebih mandiri dan bertanggung jawab. Pendidikan yang kuat dimulai dari manajemen yang tertata,” tutupnya.(Adv/SC)













