Tanjung Redeb — Kabag Ekonomi Setkab Berau, Kamaruddin memastikan pasokan dan distribusi elpiji 3 kg aman dan berangsur normal.
Dirinya mengatakan distribusi gas elpiji sudah lancar. Kelangkaan gas elpiji 3 kg beberapa waktu lalu disebabkan distribusi gas yang berasal dari luar daerah menuju Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) terhambat gelombang besar.
“Karena kapal pengangkut BBM dari luar menuju SPBE Samburakat sedikit mengalami keterlambatan karena gelombang besar yang terjadi di laut,” katanya.
Namun kondisi ini dipastikan sudah mulai normal kembali, namun antrian yang berada di SPBE Kampung Samburakat juga dipenuhi oleh para agen yang ingin melakukan isi ulang / refill.
“Kapal sudah sampai namun di Samburakat sedang antri, karena yang mengisi di SPBE bukan hanya dari Berau saja, Kaltara juga ikut mengisi situ,” tuturnya.
Selain itu, Kamaruddin juga menegaskan bahwa tabung gas elpiji ini tidak diperuntukkan kepada kelompok usaha restoran, peternakan, hotel, pertanian (di luar ketentuan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019 yang belum dikonversi), tani tembakau, jasa las, batik dan binatu. Hal ini telah tertuang pada Surat Edaran (se) Dirjen Migas Nomor B-246/MG.05/DJM/2022.
“Namun kita lihat di lapangan, seringkali kita temui banyak tabung gas yang seharusnya untuk masyarakat miskin dan UMKM malah dijual warung-warung, selain itu, subsidi gas melon seharusnya diatur dengan baik seperti halnya subsidi pupuk dengan subsidi tertutup,” tandasnya.