Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Zona.my.id PT Zona Nyaman Indonesia
Get
Example floating
Example floating
BerauBerita

Dosen UINSI Sebut Perempuan Mampu Ambil Keputusan Tepat dalam Birokrasi

Avatar of Redaksi
ZonaTV
31
×

Dosen UINSI Sebut Perempuan Mampu Ambil Keputusan Tepat dalam Birokrasi

Sebarkan artikel ini
084b5eab cde9bb91 9a3d 400d 9f8f 0aa15df2c605
IKLAN VIDEO LIST

Tanjung Redeb – Kesetaraan Gender merupakan sebuah topik menarik yang berkembang dilingkungan masyarakat sosial, peran perempuan yang ikut serta dalam pengambilan keputusan nyatanya mampu merubah sebuah regulasi yang diperlukan khususnya dalam birokrasi.

Birokrasi yang berperan menjadi instrumen politik praktis, merupakan suatu jalan bagi pemerintah untuk melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan fungsi pelayanan publik.

Polling
TS Poll - Loading poll ...

Hajriana, Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Kota Samarinda yang juga tergabung di Organisasi Muslimat Nahdatul Ulama (NU) Kota Samarinda, mengatakan, perempuan mampu memproses sebuah keputusan secara kognitif dengan memahami perspektif dan sudut pandang orang lain secara tepat.

“Misalnya, ketika mengambil keputusan perempuan biasanya lebih banyak membayangkan perasaan orang lain. Baik itu dengan perasaan yang sedih, marah, senang serta memahaminya dengan cara melihat pesan non verbal yang disampaikan dan sudut pandang orang tersebut,” Ucapnya, Senin,(30/03/2024)

Hajriana menegaskan, meski demikian seorang pemimpin yang baik sejatinya merupakan orang yang mampu mengidentifikasi kebutuhan bawahannya melalui kebijakan yang tepat. Maka, dalam menentukan layaknya perempuan memimpin bukan menjadi sebuah standar yang ditentukan hanya berdasarkan gender nya saja, akan tetapi lebih dalam melihat karakteristik pemimpin itu sendiri.

“Perempuan biasanya lebih condong melihat sebuah resiko dan tanggungjawabnya dalam bertindak, serta memahami apa yang seharusnya dilakukankan,” tambahnya

Hajriana juga menyampaikan, perspektif kesetaraan gender tidak menempatkan hak dan kewajiban yang ada pada tubuh manusia dalam posisi yang berlawanan, namun hak dan kewajiban tersebut selalu sama di mata setiap individu. Sehingga masyarakat sebaiknya dapat menjunjung tinggi konsep keadilan untuk semua, tanpa memandang jenis kelamin.

“Bahkan, dalam Islam perempuan berada di garis depan dalam upaya membebaskan perbudakan tirani, dengan menuntut persamaan hak dan tidak pernah memberikan prestise hanya pada satu jenis kelamin. Dengan mengajarkan Islam lahir sebagai agama yang menyebarkan cinta dan kasih sayang untuk semua,” pungkasnya. (Tim/Fery)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan