BERAU – Kain Batik Maluang, yang jadi salah satu kebanggaan batik milik masyarakat Kabupaten Berau, kini semakin dikenal luas hingga ke pasar nasional.
Produk unggulan daerah yang mengangkat nilai-nilai budaya dan identitas lokal ini menjadi salah satu contoh sukses dari pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) di Bumi Batiwakkal.
Kepala Dinas Pariwisata Berau, Ilyas Natsir, melalui Kepala Bidang Usaha Jasa Sarana dan Ekonomi Kreatif, Nurjatiah, mengungkapkan bahwa Batik Maluang telah menembus pasar luar daerah berkat kolaborasi antara pelaku usaha lokal, pemerintah daerah, dan lembaga mitra seperti Bank Indonesia (BI).
“Batik Maluang kita ini sudah dikenal di level nasional dan bahkan sempat mendapat bantuan dari Bank Indonesia,” ujarnya, Jumat (7/11/2025).
Batik Maluang dikenal memiliki corak yang terinspirasi dari kekayaan alam dan budaya Berau mulai dari motif daun maluang, sungai, hingga fauna khas Kalimantan Timur.
Corak ini tidak hanya mempercantik tampilan kain, tetapi juga membawa pesan tentang kearifan lokal dan pelestarian alam.
Menurut Nurjatiah, keunikan inilah yang membuat batik Berau semakin diminati, terutama oleh wisatawan dan kolektor batik nusantara.
“Ciri khasnya kuat sekali. Ini bukan sekadar produk kain, tapi juga bagian dari identitas daerah yang terus kita promosikan,” tambahnya.
Keberhasilan Batik Maluang tidak lepas dari strategi pengembangan ekonomi kreatif yang dijalankan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.
Dukungan ini termasuk pelatihan bagi pengrajin, peningkatan kualitas produksi, serta promosi di berbagai pameran tingkat regional dan nasional.
Dalam pengembangannya, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) berperan besar sebagai mitra strategis pemerintah. Lembaga ini membantu pengrajin lokal dalam hal pembinaan, pemasaran, hingga kerja sama dengan pelaku usaha di luar daerah.
“Dekranasda juga menjadi mitra utama dalam pembinaan dan pengembangan batik Maluang. Melalui mereka, banyak pelaku UMKM yang mendapatkan ruang untuk memasarkan produk,” tutupnya.
Sigit/ADV













