Tanjung Redeb – Jumlah kematian bayi di Kabupaten Berau hingga masih tinggi. Pemkab Berau pun siaga agar angka kematian itu terus ditekan. Pasalnya, pada tahun 2022 silam, tercatat 98 kematian bayi masih terjadi.
Jumlah kematian bayi itu diketahui media ini dari Bupati Berau Sri Juniarsih Mas, saat membacakan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Pemkab Berau TA 2023 di Ruang Rapat Gabungan Komisi DPRD Berau, Senin (25/3/2024).
“Kita prihatin dengan adanya musibah demikian. Sehingga kita berharap dengan Kepala Dinas Kesehatan yang baru ini, supaya cepat mengambil langkah-langkah terkait penanganan tersebut,” ungkap Anggota DPRD Berau, Ratna saat dimintai tanggapannya oleh media ini.
Menurut Ratna, masalah kematian bayi itu harus benar-benar ditangani secara serius. Dinas terkait juga diminta untuk selalu siap siaga turun ke lapangan untuk menemukan alasan di balik kematian itu.
“Solusinya dinas juga harus banyak turun ke lapangan, turun ke bawah, ke puskesmas, posyandu, untuk melihat kondisi masyarakat,” imbuhnya.
Tak hanya kematian bayi. Masalah gizi buruk dan stunting juga harus diperhatikan secara serius. Karena itu, jumlah kematian bayi, gizi buruk, dan stunting harus bisa diminimalisir pada tahun ini.
“Sekarang kan banyak caranya seperti memberikan susu tambahan, biskuit, dan sebagainya. Intinya ke depan dinas yang menangani ini lebih proaktif untuk mengatasi hal yang sudah terjadi dan meminimalisir di tahun 2024,” pungkasnya. (ADV/Elton/Fery)