Samarinda – Sejak Minggu (24/9/2023) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Pinang di Jalan Suryanata mendadak terbakar. Akibatnya pun meluas hingga ke beberapa kawasan tercium bau tidak sedap dan tertutup kepulan asap.
Padahal diketahui TPA Bukit Pinang sudah dinyatakan tutup permanen sejak Kamis (21/9/2023) sudah ditutup permanen oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda. Hingga saat ini terlihat masih ada kobaran api yang membakar sebagian tumpukan sampah. Namun sudah ada dua unit eksavator yang diturunkan untuk membongkar tumpukan sampah yang memunculkan kepulan asap.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menerangkan bahwa kebakaran tersebut disebabkan adanya gas metana yang berasal dari tumpukan sampah tersebut. Sehingga memerlukan upaya dan penanganan secara khusus untuk memadamkan api.
“Untuk pemadamannya memang membutuhkan campuran dari air dan lebih banyak foam,” kata orang nomor satu di Samarinda ini.
Lahan seluas 10 hektare itu diakuinya sudah ditutup total dan saat ini pembuangan sampah sudah sepenuhnya didistribusi ke TPA Sambutan Pelita 8. Akibat sampah yang membludak itu membuat sampah mudah terbakar akibat tidak ada pengurangan sampah dari sebelumnya.
“Akan lebih bahaya kalau TPA tidak ditutup untuk melakukan pengurangan atas sampah,” demikiannya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Suwarso memastikan bahwa untuk beberapa titik sudah mulai padam. Namun akibat kebakaran tersebut, tak kurang dari 4 hektare lahan yang terkena dampak dengan adanya gas metana dari tumpukan sampah yang tersisa saat ini.
“Karena masih ada tumpukan sampah dan gas metan yang kemungkinan potensi muncul masih ada,” jelasnya.
Kondisi ini juga diperparah dengan adanya Badai El Nino yang membuat intensitas hujan tak kunjung turun selama kemarau panjang ini. Sehingga saat ini memang statusnya telah ditetap siaga dan hal ini terus dikaji oleh pihaknya.
“Kami akan terus memantau kemana asapnya pergi tertip angin dan sejauh mana perluasannya, kemudian kami persiapkan plan (rencana) B jika masih terus berlangsung kami berikan penanganan yang masif,” demikian Suwarso. (*/MLS/FST)