Tanjung Redeb – Metode gravitasi dengan pembangunan saluran drainase biasa dinilai masih mampu mengatasi banjir di Berau. Karena itu, daerah resapan baru, seperti waduk atau embung diklaim belum dibutuhkan saat ini.
Terkait hal itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) DPUPR Berau, Hendra Pranata menjelaskan sejauh ini pembangunan dan atau peningkatan saluran drainase yang mengalirkan air ke daerah resapan sungai, masih cukup efektif. Karena itu, belum diperlukan pembangunan waduk atau embung.
“Belum perlu. Kita masih bisa upayakan melalui metode gravitasi dengan pembangunan saluran drainase biasa yang mengalirkan air ke sungai,” jelasnya.
Walaupun belum tertangani 100 persen, lanjut Hendra, kondisi penanganan banjir di Berau hingga saat ini lebih baik dari sebelumnya. Air yang dialirkan ke sungai juga tidak menimbulkan lagi banjir susulan akibat luapan sungai.
“Mungkin suatu saat akan dibutuhkan (waduk dan embung, Red) kalau memang kita sudah tidak bisa mempertahankan area resapan yang ada. Tapi yang jelas sejauh ini masih efektif walau belum 100 persen. Tapi sudah lumayan dari kemarin-kemarin,” tegasnya.
Dengan metode gravitasi tersebut, tahun ini pihaknya akan fokus membangun drainase pada titik dalam wilayah perkotaan Berau. Tiga titik itu yakni di kawasan Durian 3 dan sekitarnya, Kedaung, dan Teluk Bayur.
“Tiga jalur itu target utama kita. Karena titik-titik terparahnya di situ. Selain itu damage areanya juga cukup luas. Tahun ini ditargetkan selesai,” terangnya.
Untuk memastikan penyelesaian pembangunan itu, lanjut Hendra, dibutuhkan srategi-strategi penanganan khusus. Sebab masih terdapat kendala yang ditemukan, seperti masalah lahan, traffic, masa pelaksanaan, kesulitan medan, dan sebagainya.
“Jadi, target kami bagaimana setiap rupiah anggaran, dapat berdampak maksimal untuk mengurangi genangan dan banjir di tengah tantangan-tantangan tadi,” tutupnya. (TNW/FST)