BERAU – Pemerintah Kabupaten Berau menegaskan komitmennya menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan kelestarian lingkungan, khususnya di kawasan pesisir selatan. Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Berau, Gamalis, saat melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah destinasi wisata alam, salah satunya Danau Biru atau Tulung Nilenggo di Kampung Tembudan, Kecamatan Batu Putih.
Dalam kunjungan yang turut didampingi Asisten I Setda Berau M Hendratno serta beberapa kepala OPD, Gamalis menyebut Danau Biru sebagai aset alam yang memiliki nilai strategis, bukan hanya untuk sektor pariwisata tetapi juga bagi kebutuhan dasar masyarakat.
Menurutnya, kawasan tersebut harus diperlakukan secara khusus karena berfungsi sebagai sumber air baku warga setempat. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar setiap rencana pengembangan wisata tidak menyentuh area inti dan tetap menjaga keaslian alam.
“Ini kawasan yang sensitif. Ada fungsi vital di dalamnya. Area utama tidak boleh diubah atau dieksploitasi,” ujarnya saat meninjau lokasi.
Terkait rencana kerja sama dengan pihak investor, Gamalis menyatakan pemerintah daerah tidak menutup pintu. Namun, ia menegaskan bahwa kepentingan masyarakat lokal harus menjadi prioritas utama dalam setiap skema pengelolaan.
Ia meminta agar keterlibatan warga tidak hanya bersifat simbolis, melainkan benar-benar mendapat porsi dominan, baik dari sisi tenaga kerja maupun pelaku usaha lokal.
“Kalau kerja sama dilakukan, masyarakat harus jadi tuan rumah. Minimal sebagian besar pekerja berasal dari kampung, dan UMKM lokal harus diberi ruang,” tegasnya.
Gamalis juga menekankan pentingnya regulasi yang tegas dalam perjanjian kerja sama agar tidak terjadi konflik kepentingan di kemudian hari. Menurutnya, orientasi bisnis investor harus dibatasi dengan aturan perlindungan lingkungan yang jelas.
“Kita ingin wisata berkembang, tapi jangan sampai alam rusak. Perjanjiannya harus rinci, termasuk batas kawasan yang tidak boleh disentuh,” katanya.
Kunjungan tersebut juga menjadi bagian dari persiapan menghadapi lonjakan wisatawan pada libur Natal dan Tahun Baru. Gamalis menyebut kesiapan destinasi menjadi faktor penting dalam menjaga citra pariwisata Berau.
Ia turut menyoroti kondisi jalur akses menuju danau yang dinilai perlu perbaikan demi keselamatan pengunjung. Namun, perbaikan diminta dilakukan secara sederhana tanpa menghilangkan karakter alami kawasan.
“Yang penting aman, tidak licin. Tidak perlu disemen, cukup disesuaikan dengan kondisi alam,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kampung Tembudan, Zainuddin Rahim, mengungkapkan bahwa ketertarikan investor terhadap wisata Tulung Nilenggo memang sudah ada. Saat ini, pembahasan kerja sama masih berada pada tahap awal.
Ia menjelaskan bahwa kampung belum mengambil keputusan final karena masih mempelajari isi draf kerja sama yang ditawarkan, termasuk durasi dan skema kontribusi untuk kampung.
“Ada tawaran pendapatan yang nilainya cukup besar, tapi kami ingin memastikan semuanya jelas dan tidak merugikan masyarakat,” ungkap Zainuddin.
Ia menegaskan bahwa syarat utama kerja sama adalah keterlibatan aktif warga Kampung Tembudan, terutama generasi muda, yang dinilai siap dan mampu terlibat dalam pengelolaan wisata.
Saat ini, pengelolaan mandiri wisata Danau Biru memberikan pemasukan puluhan juta rupiah per tahun bagi kas kampung. Tawaran investor dinilai berpotensi meningkatkan pendapatan, selama prinsip keberlanjutan dan kepentingan masyarakat tetap dijaga.
Zainuddin juga memastikan bahwa rencana pengembangan tersebut telah dikomunikasikan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau dan mendapat respon positif.
“Selama tidak membebani daerah dan tetap berpihak pada masyarakat serta lingkungan, tentu akan kami pertimbangkan,” tutupnya.(SC)
