Tanjung redeb – Sekolah Filial yang berada di Kampung Birang, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, hingga kini belum memiliki gedung permanen akibat belum tersedianya lahan khusus untuk pembangunan. Hal ini menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan (Disdik) Berau yang menyebut persoalan lahan sebagai hambatan utama kelangsungan pendidikan di wilayah tersebut.
Sekretaris Disdik Berau, Ali Syahbana, mengatakan bahwa kendala yang dihadapi bukan berasal dari pihak eksternal, melainkan murni disebabkan oleh belum tersedianya aset tanah milik pemerintah. Untuk sementara waktu, kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan di rumah warga.
“Kami sudah melakukan berbagai upaya agar proses belajar tetap berlangsung. Bahkan, guru dari sekolah induk juga kami tugaskan ke Birang. Ini juga sesuai dengan keinginan masyarakat yang sangat berharap anak-anak mereka tetap bisa bersekolah,” ungkap Ali saat dikonfirmasi, Senin (23/9/2025).
Menurutnya, jika lahan telah tersedia sejak awal, pembangunan sekolah permanen bisa langsung direalisasikan. Namun hingga saat ini, belum ada titik terang terkait status kepemilikan lahan di Birang.
Ali juga menjelaskan bahwa persoalan serupa tidak hanya terjadi di Birang, melainkan juga di beberapa Sekolah Filial lainnya di wilayah Kabupaten Berau. Meski demikian, tidak semua mengalami hambatan lahan yang sama.
“Memang ini jadi tantangan tersendiri dalam pembangunan pendidikan di daerah. Tapi kami terus berupaya menyelesaikannya secara bertahap,” katanya.
Untuk tahun ini, Disdik Berau memprioritaskan pembangunan Sekolah Filial di wilayah Biatan Ilir, tepatnya di Kampung Sembindar. Berbeda dengan di Birang, proses penyelesaian lahan di Sembindar telah rampung.
“Alhamdulillah untuk Sembindar tidak ada kendala soal tanah. Insya Allah pembangunannya bisa kami mulai pada tahun 2026,” tambahnya.
Dalam hal pengadaan tenaga pendidik, Disdik memastikan akan memanfaatkan guru dari sekolah induk dengan sistem pengaturan jadwal yang fleksibel. Kepala sekolah induk nantinya akan mengatur giliran guru yang bertugas di sekolah filial secara bergiliran atau sistem rolling.
Dengan kondisi yang ada, Disdik Berau terus mendorong kolaborasi antara pemerintah kampung, tokoh masyarakat, dan warga untuk bersama-sama mencari solusi atas persoalan lahan yang masih menjadi hambatan utama di sejumlah daerah.
“Kami optimis, dengan dukungan semua pihak, pendidikan di pelosok Berau bisa terus berkembang dan tidak ada anak yang tertinggal haknya untuk mendapatkan pendidikan,” tutup Ali.
Penulis : Suci
Editor : Fery