Tanjung Redeb – Ketua Kelompok Tani Banua Lestari, Agus, mendesak PT Berau Coal untuk segera menghentikan segala aktivitas di lahan milik kelompok tani yang terletak di Jalan Poros Km 19, Kampung Gurimbang. Agus menyebutkan bahwa PT Berau Coal dengan sengaja memasuki wilayah perkebunan kelapa sawit seluas 388 hektare tersebut untuk melakukan Land Clearing atau pembukaan lahan.
Menurut Agus, pihaknya telah menemukan sebanyak tiga kali PT Berau Coal memasukkan alat berat ke area tanah milik kelompok tani tanpa izin. Ia menegaskan bahwa sebelum melakukan aktivitas apapun, PT Berau Coal seharusnya menyelesaikan terlebih dahulu hak-hak pemilik lahan.
“Itu kebun sawit bukan satu hari di tanam. Itu sudah panen,” tegas Agus.
Agus juga mengungkapkan bahwa pihaknya sempat menghentikan aktivitas pertambangan di lokasi tersebut dan kini telah melakukan blokade akses untuk mencegah masuknya alat berat PT Berau Coal. Namun, ia mengaku bahwa alat-alat berat tersebut tetap dimasukkan ketika pihak kelompok tani tidak berada di lokasi, sehingga situasi ini mirip dengan permainan “kucing-kucingan”.
Ia menuntut PT Berau Coal untuk segera membebaskan lahan milik kelompok tani tersebut. Jika tidak, pihaknya akan terus melarang adanya aktivitas pertambangan di kawasan tersebut. Agus juga menegaskan bahwa klaim PT Berau Coal terkait adanya tumpang tindih lahan adalah tidak benar.
“PT Berau Coal sempat menyebut bahwa lahan kami tumpang tindih. Kami pastikan itu tidak ada tumpang tindih,” pungkasnya.
Sementara itu, Corporate Communication PT Berau Coal, Rudhini saat dikonfirmasi tidak memberikan jawaban. (Tim/Fery)
