Tanjung Redeb – Sejak awal Februari hingga Maret 2024, Kejaksaan Negeri (Kejari) Berau diketahui mulai melaksanakan program Jaksa Menjawab.
Program itu pun berhasil menguak ke permukaan terkait banyaknya kasus tanah dan silang sengketa lahan yang masih sering terjadi di Bumi Batiwakkal.
“Kebanyakan itu terkait dengan kepemilikan atau penguasaan tanah,” ungkap Kajari Berau, Hari Wibowo.
Kepada media ini, Kajari menjelaskan program Jaksa Menjawab merupakan bagian dari upaya Kejari Berau memberikan penjelasan hukum kepada masyarakat.
“Kami menanyakannya di lapangan. Tidak harus standby di kantor. Sehingga kami lebih milih untuk ke central-central yang ada masyarakatnya,” jelasnya.
Sejak awal Februari hingga awal Maret 2024, lanjutnya, sudah ada 50-an warga Berau yang berkonsultasi soal hukum ke Kejari Berau saat digelarnya kegiatan itu.
“Mungkin akan bertambah lagi jumlahnya karena kami laksanakan sampai pertengahan dan akhir tahun,” lanjutnya.
Diakuinya, selain memberikan penjelasan hukum, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mencegah masyarakat mengambil tindakan di luar hukum.
“Output dari kegiatan ini supaya masyarakat tidak salah mengambil tindakan ketika masyarakat itu merasa bingung,” jelasnya.
“Karena, ada juga yang bilang kemarin, saya pingin bunuh orang aja gitu. Faktanya itu,” sambungnya.
Untuk masalah yang perlu ditangani lebih lanjut, diakuinya, pihaknya juga berupaya menyampaikan penjelasan terkait prosedur atau mekanisme penanganan kasus yang mesti ditempuh.
“Misalkan terkait tanah, kita mediasi dulu. Maksudnya di tingkat internal mereka dulu. Kita di kejaksaan juga mewakili pemerintah. Mungkin dia bisa ke kepolisian,” imbuhnya.
Ditambahkannya, kegiatan itu juga sebenarnya hendak mengatasi stigma di masyarakat terkait Kejari Berau. Berikutnya, menjadikan Kejari Berau sebagai sahabat masyarakat.
“Masyarakat mungkin takut. Kejaksaan itu apa sih. Mungkin dengan program ini ya kami mencoba untuk mengubah stigma itu,” bebernya.
Untuk diketahui, kegiatan Jaksa Menjawab selama sebulan terakhir menyasar berbagai golongan. Tempat central seperti pasar, bandara, GOR Pemuda, serta tempat umum lainnya, menjadi lokasi berlangsungnya kegiatan tersebut. (Elton/Fery)