Tanjung Redeb – Pembangunan bronjong di Wilayah Kedaung, Kelurahan Sei Bedungun, belum juga dilanjutkan hingga saat ini. Sejak penanganan terakhir pada 2022 lalu, masalah lahan disebut sebagai kendala terbesar tidak dilanjutkan lagi pembangunan itu.
Ditemui media ini di ruang kerjanya, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Berau, Melly mengaku permasalahan lahan itu muncul mengingat permukiman penduduk lebih dahulu dibangun daripada bronjong tersebut.
“Apalagi rumah-rumah warga sudah mepet sekali. Semuanya juga pada mengamankan posisinya masing-masing. Kalau dibuka salurannya lagi, justru semakin banjir,” ungkapnya, Rabu (15/5/2024).
Diakuinya, tahun ini memang terdapat anggaran untuk penanganan banjir di wilayah Bedungun. Namun, anggaran itu tidak dimaksud untuk melanjutkan konstruksi fisik bronjong.
“Ada anggaran fisik sekitar Rp 29 miliar lebih tapi bukan untuk konstruksi fisik bronjong,” tegasnya.
Ke depan, tambahnya, penanganan banjir di Kedaung memang tidak bisa diharapkan saja dari pembangunan bronjong atau drainase yang sudah dibangun. Pasalnya, banjir hanya bisa dilakukan bila semua pihak mampu bekerja sama.
“Karena banjir ini faktor alam. Kita hanya mampu meminimalisir. Sehingga kalau alam sudah kita rusakin, wilayah resapan air juga sudah mulai berkurang maka pastinya banjir sukar diatasi,” pungkasnya. (Elton/Fery)