Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Berau telah memberikan bantuan bibit kakao untuk pengembangan kebun seluas 2 hektar di Labanan Makarti. Program bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan biji kakao bagi pabrik pengolahan cokelat lokal, seperti Pabrik Kulantai yang telah ada di daerah tersebut.
Kepala Dinas Perkebunan Berau, Lita Handini, menjelaskan bahwa dengan adanya kebun kakao seluas 2 hektar ini, diharapkan dapat menjadi sumber utama bahan baku biji kakao untuk pabrik Kulantai. Dengan demikian, pabrik tersebut tidak perlu lagi mengimpor biji kakao dari luar daerah, dan dapat memaksimalkan potensi kebun yang ada di Labanan Makarti. “Dengan demikian, Pabrik Kulantai tidak perlu lagi membeli biji dari luar dan dapat memaksimalkan kebun di Labanan Makarti,” kata Lita Handini.
Selain sebagai sumber bahan baku utama, kebun kakao di Labanan Makarti juga diharapkan dapat dikelola untuk mengembangkan konsep agrowisata. Lita berharap bahwa keberadaan kebun ini dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, melihat langsung proses budidaya kakao, serta menyaksikan proses pengolahan biji kakao menjadi produk cokelat. “Konsep agrowisata ini mencakup kunjungan untuk melihat kebun, menyaksikan proses pengolahan, dan menyediakan tempat untuk membeli produk olahan kakao,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Berau berharap agar kolaborasi dengan pihak kampung melalui dana kampung dapat mendukung pengembangan kebun ini, terutama dalam rangka mewujudkan agrowisata. Pabrik Kulantai sendiri sudah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Yayasan BERAU COAL, yang diharapkan juga berperan dalam mengembangkan kebun dan agrowisata ini.
Secara keseluruhan, program bantuan bibit kakao dan pengembangan kebun di Labanan Makarti ini merupakan bagian dari upaya Dinas Perkebunan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kakao di Kabupaten Berau. Diharapkan juga bahwa keberadaan kebun ini dapat menciptakan keberlanjutan pasokan biji kakao untuk industri pengolahan cokelat lokal, serta mendukung diversifikasi usaha masyarakat melalui sektor agrowisata. “Ini menjamin pasokan biji untuk industri pengolahan lokal, dan menciptakan diversifikasi usaha melalui agrowisata,” pungkas Lita Handini.
Dengan adanya program ini, Kabupaten Berau semakin serius dalam mengembangkan potensi kakao sebagai salah satu komoditas unggulan yang tidak hanya menguntungkan dari sisi ekonomi, tetapi juga berpotensi meningkatkan sektor pariwisata daerah. (ADV/Zen)
