Tanjung Redeb – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat gigigitan nyamuk Aedes Aegypti masih menyerang masyarakat Berau khususnya anak-anak. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau menunjukkan total kasus terbanyak berasal dari Puskesmas Kampung Bugis, sejumlah 61 kasus.
Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinkes Berau, Garna Sudarsono menjelaskan sejak Januari 2023 hingga pertengahan November tahun ini, terdapat 232 kasus DBD dengan dua (2) kematian tersebar pada 21 puskesmas di Berau.
“Data DBD itu dari 21 puskesmas yang ada di Berau. Dan DBD ini lebih banyak menyerang anak-anak. Kalau hingga Desember tahun 2022 lalu, ada 573 kasus dengan dua kematian,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah itu, lanjut Garna, pihaknya sudah, sedang, dan akan melakukan beberapa upaya yang dibutuhkan seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), menggerakkan kegiatan bersih-bersih lingkungan pada Jumat Bersih atau sejenisnya, dan lain-lain.
Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan 3 M dengan menguras tempat-tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air minum, dan mengubur tempat-tempat yang bisa menjadi media nyamuk berkembang biak seperti kaleng bekas, botol, dan lain-lain.
“Juga menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air dan melakukan fogging pada wilayah dengan kasus positif DBD,” bebernya.
Untuk diketahui, kasus DBD lebih banyak terdata pada puskesmas dalam wilayah perkotaan Berau daripada puskesmas lainnya. Selain Kampung Bugis, 59 kasus DBD terdata di Puskesmas Tanjung Redeb, 15 kasus di Teluk Bayur, 33 kasus di Sambaliung, serta 29 kasus dengan 1 kematian di Gunung Tabur. (TNW)