Di tengah riuh rendah Car Free Day Balikpapan pagi ini di Lapangan Merdeka Balikpapan, menjelang HUT Bhayangkara 2025, ada satu momen kecil yang membuat saya berhenti melangkah saat melihat seorang Polwan berjilbab biru, berseragam kaos putih bertuliskan Polri untuk Masyarakat, berjoget dengan seorang gadis kecil di tepi jalan.
Namanya Reni. Bukan seorang pejabat, Tapi pagi itu, di aspal basah yang masih menyimpan sisa gerimis semalam, dia tampil seperti bintang film keluarga.
Bukan jogetnya yang luar biasa. Langkahnya sederhana, iramanya sedikit tertinggal dari lagu yang diputar di pengeras suara. Tapi ada yang membuat mata saya tak bisa lepas, senyumnya.
Senyum yang sama seperti seorang ibu yang baru saja melihat anaknya bisa jalan. Senyum yang lebih tulus dari kampanye apapun yang pernah saya lihat. Polwan Reni, pagi itu, bukan sedang menjaga ketertiban. Ia sedang menjaga kemanusiaan.
Saya percaya, institusi besar seperti Polri tidak hanya dibangun oleh pistol dan seragam. Tapi juga oleh sentuhan kecil seperti ini. Oleh Polwan seperti Reni yang tidak takut terlihat jenaka di depan anak-anak. Yang tahu, bahwa menjadi polisi tidak selalu tentang menangkap, tapi juga tentang merangkul.
Humanisme bukan teori di buku, tapi tarian sederhana bersama bocah kecil yang tertawa lepas. Dan di masa ketika citra aparat sering dipertanyakan, momen seperti ini adalah oase. Kita butuh lebih banyak Polwan seperti Reni, yang tak hanya menghafal undang-undang, tapi juga memahami makna kasih sayang.
Saya teringat ucapan seorang anak yang menonton dari pinggir:
“Bu Polisinya lucu ya, kayak ibu di rumah.”
Dan saya tahu, tidak ada penghargaan yang lebih tinggi dari itu.
Jadi, kepada Reni dan para Polwan lainnya: teruslah menari di hati masyarakat. Karena negara ini, lebih dari sekadar hukum dan aturan, butuh kehangatan manusia seperti kalian.
Selamat ulang tahun Bhayangkara.
Teruslah mengabdi dengan hati,
Karena dengan joget kecilmu, Reni, kami belajar arti besar dari pelayanan.
Penulis : ESBE2025
Editor : Fery
