Teluk Bayur – Tumpukan batu bara yang diduga berasal dari aktivitas tanpa izin mencuat di sejumlah jetty di kawasan Kampung Labanan Jaya, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau.
Informasi ini menarik perhatian publik setelah adanya laporan dari warga dan sejumlah pihak yang khawatir terhadap dampak lingkungan serta legalitas operasional penumpukan batu bara di daerah tersebut.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, terdapat beberapa titik lokasi di sekitar Labanan Jaya yang dijadikan sebagai tempat penumpukan batu bara dalam jumlah besar. Aktivitas ini, yang diduga berlangsung tanpa izin resmi, menimbulkan kekhawatiran akan potensi pelanggaran hukum, baik dari segi perizinan usaha pertambangan maupun dampak lingkungan yang diakibatkan oleh penumpukan batu bara dalam skala besar tersebut.
“Kami melihat ada tumpukan batu bara yang cukup besar di beberapa lokasi, dan sepertinya tidak ada pengawasan atau tanda-tanda adanya izin resmi. Ini membuat kami khawatir, apalagi dengan risiko kerusakan lingkungan yang bisa saja terjadi,” ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Menurut warga, aktivitas penumpukan batu bara ini sudah berlangsung cukup lama. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan tegas dari pihak terkait untuk mengecek legalitas dan memverifikasi izin operasional dari kegiatan tersebut.
Warga setempat juga mempertanyakan apakah ada pengelolaan limbah dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait terhadap potensi polusi yang dapat ditimbulkan dari tumpukan batu bara tersebut.
Ironisnya, penumpukan batu bara tersebut berada tidak jauh dari kawasan IPA PDAM Batiwakkal.
Sementara itu, Kepala KUPP Tanjung Redeb, Dedy saat dikonfirmasi sedang berada di luar daerah.
”Nanti tunggu saya tiba di Berau,” singkatnya. (Tim/Fery)
