TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau masuk dalam daftar 84 kabupaten/kota dengan tingkat kerawanan tinggi dalam Pilkada 2024, berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.
Hal ini juga menempatkan Kalimantan Timur, termasuk Berau, sebagai salah satu provinsi yang diidentifikasi memiliki risiko kerawanan tinggi bersama Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Menanggapi laporan tersebut, Koordinator Divisi Hukum Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Berau, Natalis Lapang Wada, menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi vertikal seperti TNI dan Polri untuk mengantisipasi potensi gesekan di masyarakat. Meski ada kekhawatiran, ia meyakini bahwa Berau telah menunjukkan kemampuan menjaga kondusivitas, sebagaimana terlihat pada Pilkada 2019 lalu, meski sempat muncul riak kecil yang berhasil diredam.
“Potensi gesekan tentu ada, namun kami tetap menjalankan independensi untuk mengawal Pilkada agar berjalan dengan lancar. Koordinasi dengan TNI dan Polri terus kami lakukan untuk mencegah konflik,” ungkap Natalis.
Natalis juga menekankan pentingnya kebijaksanaan masyarakat Berau dalam menghadapi situasi politik, mengingat adanya kemungkinan munculnya isu-isu yang dapat memecah belah. Ia optimis, dengan partisipasi pemilih yang tinggi di Berau, masyarakat akan mampu menyikapi dinamika Pilkada dengan lebih matang dan bijak.
“Walaupun Berau termasuk dalam peta kerawanan, saya yakin masyarakat kita semakin dewasa dalam menyikapi musim politik. Kerawanan di Berau masih terkendali, dan kami berharap kondisi ini tetap aman hingga Pilkada selesai. Semua kembali pada masyarakat, bagaimana mereka bisa bersikap bijak di tengah suasana politik ini,” tutupnya. (Tim/Fery)
