Tanjung Redeb – Produksi beras di Kabupaten Berau tahun 2023 diketahui anjlok. Tonase produksi yang menurun ini terjadi karena banyak faktor. Hal itu diklaim turut mengancam sektor pertanian secara luas.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Berau, Junaidi mengaku penurunan hasil produksi beras yang dialami tersebut, terjadi secara serentak di Kalimantan Timur. Berau termasuk salah satu kabupaten yang turut terdampak.
Meskipun produksi beras dipastikan menurun, Junaidi belum bisa memberikan data pasti dan lengkap. Pasalnya, data itu belum terinput di aplikasi khusus. Dirinya hanya menegaskan bahwa pada tahun 2022 silam produksi padi sawah mencapai 8.733,4 ton.
“Penyebab utamanya El Nino. Memang peristiwa El Nino ini mempengaruhi produksi beras. Hal ini karena adanya kenaikan suhu permukaan bumi dan kemarau panjang,” jelasnya.
Kendati demikian, El Nino bukan menjadi penyebab satu-satunya penurunan jumlah produksi padi sawah. Faktor lain yang turut menyebabkan masalah itu yakni pupuk subsidi yang terbatas di samping pupuk nonsubsidi yang sedemikian mahal.
“Memang banyak faktor untuk peningkatan produksi Beras di Berau. Tidak bisa hanya fokus pada satu penyelesaian masalah. Alokasi bantuan juga berkurang. Dan itu sangat mempengaruhi produksi,” tegasnya.
Produksi beras yang kian menurun itu turut berdampak luas pada sektor pertanian. Pertanian terancam masif sebab problem alih fungsi lahan juga masih marak terjadi di kalangan petani. Belum lagi generasi muda yang lebih menaruh minat pada sektor pertambangan.
“Alih fungsi lahan juga masih marak di kalangan petani. Begitu juga dengan sulitnya mencari regenerasi petani di tengah gempuran anak-anak muda Berau yang lebih memilih bekerja di industri pertambangan,” tutupnya. (TNW/FST)