Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Zona.my.id PT Zona Nyaman Indonesia
Get
Example floating
Example floating
BerauBerita

Elnino Hancurkan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Berau Terdampak

Avatar of Redaksi
ZonaTV
318
×

Elnino Hancurkan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Berau Terdampak

Sebarkan artikel ini
fc6fa2dd picsart 23 08 18 21 11 03 111 11zon
IKLAN VIDEO LIST

Tanjung Redeb – Fenomena alam El Nino masih tetap berlangsung. Suhu panas dan cuaca ekstrem akibat peningkatan suhu permukaan laut dan awan panas di udara dikabarkan masih terjadi hingga September. Walaupun satu dua hari belakangan, hujan tampak turun, dampaknya masih dirasakan oleh banyak petani pada beberapa tempat di wilayah Berau.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau, melalui Kabid Kesehatan Masyarakat dan Veteriner Distanak Berau, Untung Pamilih menjelaskan budidaya pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura turut terdampak akibat fenomena alam yang terjadi di Samudera Pasifik itu. Terutama padi dan jagung. Hal itu berbeda dengan tanaman perkebunan.

Polling
TS Poll - Loading poll ...

“Kalau kebun tidak berpengaruh sekali. Yang sangat berpengaruh itu tanaman pangan dan hortikultura. Nah, tanaman pangan itu sendiri yang paling dominan di sini adalah padi sawah. Di mana padi sawah itu, luas sawah kita itu lebih kurang 2.300 Ha,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi dampak dari musim kemarau itu, Dinas Pertanian dan Peternakan menyiapkan beberapa langkah. Seperti, memanfaatkan sumber-sumber air yang ada di sekitar budidaya pertanian. Hal ini ditangani bersama pihaknya dan Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) serta Gapoktan.

“Terutama di Berau ini adanya di bendungan. Kemudian bendungan ini kan rata-rata memakai gravitasi. Yang tidak bisa mengaliri langsung dari gravitasi maka kita menggunakan pompanisasi. Pompanisasi ini memang perlu biaya yang ekstra,” tegasnya.

Meskipun antisipasi tersebut dibuat, kemarau yang berkepanjangan dikhawatirkan dapat menyulitkan para petani. Butuh biaya operasional yang besar untuk mengatasi dampak kemarau berkepanjangan tersebut. Apalagi para petani harus menggunakan uang sendiri untuk mengairi tanaman budidaya pertaniannya.

Untung menambahkan, di Berau petani sawah yang terdampak terjadi di beberapa tempat, terutama di Labanan Jaya dan Buyung-Buyung. Antisipasi terhadap kekeringan yang melanda juga terkendala akibat debit air di bendungan yang mulai susut.

Hal itu sedikit mencemaskan, terutama di Kampung Buyung-Buyung. Pasalnya, Buyung-Buyung merupakan ikon kabupaten Berau terluas untuk padi sawah. Yang luasnya 450 Ha padi sawah. Karena itu, selain bendungan para petani juga memanfaatkan embung-embung pertanian.

“Nah di sana hampir 60 persen di saat musim El Nino ini ada kekeringan. Untuk atasi itu satunya dengan pompa melalui swadaya masing-masing. Selain memanfaatkan bendungan tapi juga memanfaatkan embung-embung pertanian. Kan ada beberapa tempat itu yang mempunyai kapasitas lebih kurang 500 meter kubik,” bebernya.

Selain alternatif tersebut, antisipasi ungkap Untung dapat dilakukan dengan menaman tanaman padi umur pendek. Hal itu tentu untuk mencegah borosnya pemakaian air. “Kan ada tuh padi yang umurnya 112 hari, 125 hari, ada yang 130 hari. Mencari umur pendek,” paparnya.

Selain padi sawah, padi ladang dan jagung juga turut terdampak. Tanaman hortikultura seperti sayuran dan buah juga mengalami hal serupa. Bahkan di antara tanaman-tanaman itu yang paling terdampak adalah tanaman jagung. Pasalnya, hampir semua kawasan yang menjadi sentra jagung di Berau tidak mempunyai irigasi.

Sentra jagung di Berau, tambahnya terdapat di Kecamatan Biatan dan Talisayan di Kampung Biatan Ilir, Karangan, Sumber Mulia, Eka Sapta, Purna Sari Jaya, Sukamuria, dan Tunggal Bumi. Sesuai data, luas lahan untuk keseluruhan itu sekira 400-500 Ha. Pada semua kampung itu, hampir semuanya merasakan dampak El Nino tersebut.

“Untuk jagung ini Berau itu penyumbang jagung 70 persen untuk Kaltim. El Nino ini sangat dirasa oleh petani jagung. Karena rata-rata tanaman sentra jagung ini tidak memiliki irigasi. Dan rata-rata mengandalkan hujan. Kelebihannya jagung ini agak tahan dari kurangnya air,” tandasnya. (*/TNW/FST)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan