“Sejak pindah ke Samarinda, praktis saya tidak banyak mengikuti perkembangan kehidupan pers di Berau. Kalau pun saya masih tergabung di salah satu grup WhatsApp yang berisi para wartawan, nyatanya saya juga tidak sanggup menyimak isi grup, karena begitu banyaknya grup”
penulis : Endro S Efendi, Wakil Ketua Komisi Kompetensi PWI Pusat
Namun sekilas, hubungan antara para wartawan dengan pemimpin di daerah ini terlihat begitu cair.
Terbukti, dari tiga kali uji kompetensi wartawan (UKW) yang diadakan di Berau, ketiganya selalu dibuka oleh Bupati Berau Sri Juniarsih.
Terakhir Jumat (2/8/24) tadi terlihat ketika Umi, sapaan akrab untuk ibu Bupati Berau, menghadiri pelantikan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Berau.
Ketika nama-nama wartawan yang dilantik sebagai pengurus disebut oleh pembawa acara, satu demi satu para wartawan itu naik ke atas panggung.
Saat itulah, Umi membuka obrolan. “Mereka ini kalau ketemu, suka bikin lucu-lucuan. Kocak pokoknya. Makanya seneng kalau kumpul sama mereka,” ujarnya. Apalagi umumnya di Berau didominasi para wartawan muda, yang sangat energik dan penuh semangat.
Umi mengakui mengenal dan sangat familiar dengan para wartawan tersebut. Bahkan hafal dengan nama-nama para wartawan tersebut.
“Lah terus kalau semua naik ke panggung, siapa yang foto mereka,” tanyanya serius.
Segera wanita berhijab dengan busana batik itu meraih telepon cerdas yang sebelumnya di atas meja, dan dialihkan ke mode kamera. Sembari duduk di meja bundar khusus tamu VIP, ia kemudian mengarahkan lensa kamera untuk mengabadikan momen para wartawan yang sedang dilantik. Tak hanya foto, sebagian berupa video.
Tentu ini momen unik. Biasanya Umi yang difoto wartawan ketika ada acara. Kali ini, Umi yang jadi wartawan dan mengabadikan acara pelantikan para wartawan tersebut.
Momen unik itu pun saya abadikan, karena kebetulan posisi duduk persis di sebelah beliau.
Wajahnya semringah, sembari tersenyum, melihat tingkah polah wartawan yang sedang dilantik tersebut. Dari balik kamera HP terlihat raut wajah seorang ibu yang senang melihat anaknya berprestasi.
Melihat kedekatannya itu, wajar jika kemudian ibu Sri Juniarsih mendapat gelar ibunya para wartawan. Setuju? (*)