Tanjung Redeb – Isu keracunan makanan yang sempat mencuat dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat perhatian publik tertuju pada standar keamanan pangan di sekolah. Menanggapi hal tersebut, Koordinator Wilayah Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) Kabupaten Berau, Rani Oktaviana, memastikan seluruh proses produksi makanan tetap berpedoman pada aturan yang berlaku.
Rani menegaskan, sejak awal pihaknya telah menerapkan prosedur ketat mulai dari pemilihan bahan, cara pengolahan, hingga kebersihan tenaga kerja yang terlibat. Ia menambahkan, seluruh kegiatan selalu mendapat pemantauan dari instansi teknis, termasuk Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Kesehatan.
“SPPG tidak pernah main-main dengan kualitas. Semua tahapan kami jalankan sesuai ketentuan, dan setiap hari ada supervisi agar keamanan makanan terjamin,” ujarnya, Jumat (26/9).
Munculnya wacana penghentian sementara program MBG dinilainya bukan solusi tepat. Menurutnya, manfaat program ini sangat besar bagi anak sekolah, sehingga yang diperlukan adalah peningkatan pengawasan, bukan penghentian.
“Program ini harus tetap berjalan karena menyangkut kebutuhan gizi siswa. Tapi pengawasan harus ditingkatkan, baik dari internal SPPG maupun pemerintah daerah,” tegasnya.
Rani juga mendorong peran lebih aktif pemerintah daerah dalam melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Dengan begitu, kualitas bahan dan makanan bisa lebih terjamin, sekaligus menutup celah terjadinya kasus yang merugikan peserta didik.
Ia berharap dengan adanya sinergi antara pengelola, instansi teknis, dan pemda, Program MBG dapat terus memberi manfaat nyata bagi kesehatan siswa di Berau tanpa menimbulkan kekhawatiran masyarakat.
Penulis : Suci
Editor : Fery