Tanjung Redeb – Salah seorang warga Jalan Pulau Sambit, Jhon, mengungkapkan keluhannya terkait kondisi lingkungan di kawasan tersebut yang kini dipenuhi sampah berserakan.
Menurut Jhon, keberadaan sampah di sepanjang jalan ini tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga menimbulkan aroma tidak sedap yang mengganggu kenyamanan warga.
“Sampah yang berserakan ini sudah sangat mengganggu. Pemandangan yang seharusnya indah jadi ternoda. Apalagi bau tidak sedapnya sangat mengganggu, terutama di pagi hari saat kami keluar rumah,” keluh Jhon.
Jhon menambahkan, keberadaan sampah tersebut semakin disayangkan karena lokasi tersebut berada dekat dengan ruang terbuka hijau (RTH), yang seharusnya menjadi tempat yang bersih dan nyaman untuk warga beraktivitas.
“Ini sangat kontradiktif dengan keberadaan RTH yang seharusnya bersih dan asri. Kalau sampah terus dibiarkan begitu saja, tentu akan mempengaruhi kualitas udara dan kesehatan warga sekitar,” lanjutnya.
Di kawasan tersebut, banyak tumpukan sampah yang teronggok di pinggir jalan dan area sekitar taman kota, meskipun pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat seharusnya sudah melakukan penanganan rutin. Sampah yang berceceran itu terdiri dari berbagai jenis, mulai dari plastik, botol bekas, hingga sisa makanan, yang semuanya dapat mencemari lingkungan dan menurunkan kualitas estetika kawasan.
Bukan hanya Jhon yang merasa terganggu, beberapa warga lain juga mengungkapkan kekhawatiran yang sama.
“Ini bukan masalah estetika saja, tapi juga soal kesehatan. Sampah yang dibiarkan begitu lama bisa menimbulkan wabah penyakit,” ujar Saleh.
Dirinya berharap agar hal tersebut segera ditindaklanjuti oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Berau.
“Ini harus ada sikap dari DLHK. Kalau begini terus, wajar saja Berau tidak dapat Adipura,” tandasnya.
Penulis: Fery
