Tanjung Redeb – Jumlah keseluruhan produksi tanaman padi, baik padi sawah maupun padi ladang di Kabupaten Berau pada tahun 2023 menurun tajam hanya mencapai 17.057,80 ton.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau, Junaidi menerangkan berbeda dengan tahun 2023, tahun 2022 silam jumlah keseluruhan produksi padi mencapai 26.455,14 ton.
“Ada beberapa kendala menurunnya produksi tanaman pangan itu antara lain alih fungsi lahan lalu El Nino di tahun 2023 sehingga kita mengalami kekeringan panjang,” ungkapnya.
Tak hanya alih fungsi lahan dan El Nino, lanjutnya, menurunnya jumlah produksi juga terjadi karena usia para petani yang semakin tua, masalah penyakit tanaman, dan faktor kesuburan tanah.
“Makin tambah umur, tenaga petani makin menurun. Lalu ada penyakit penggerek batang atau neck blas yang dominan serang padi. Tapi setelah ada laporan dari petani dan PPL kita lakukan penyemprotan dan pengobatan,” imbuhnya.
Untuk mengatasi masalah yang terjadi memang diperlukan solusi yang tepat. Salah satu yang akan dibuat ke depan, tegas Junaidi, pihaknya akan berupaya mendatangkan mesin pompa.
“Kita anggarkan mesin pompa di ABT dan murni 2025. Ada juga bantuan pusat untuk pompanisasi. Kita tambahkan program dukungan bibit dan saprodinya, baik pusat, APBD I juga APBD II,” bebernya.
Diakuinya, pompanisasi tersebut sesuai arahan Bupati Berau dipakai untuk bidang pertanian tanaman pangan dan peternakan. Berikutnya, akan diadakan untuk wilayah-wilayah yang potensial seperti Buyung-Buyung, Semurut, Gunta, dan Sambaliung.
“Sedangkan untuk tadah hujan atau lahan yang tidak bisa terjangkau, dialirkan air permukaan yang sekarang lagi dicanangkan oleh Kementerian Pertanian,” paparnya.
Tak hanya pompanisasi, tambahnya, ke depan pihaknya juga akan memprogramkan pertanian dengan mekanisasi. Hal itu untuk menarik petani muda agar berminat di bidang pertanian.
“Artinya tidak pakai cangkul atau padinya tidak lagi dipotong pakai arit. Pemda hibahkan combine alat potong padi. Lalu tidak pakai cangkul. Kita hibah traktor roda 2 dan roda 4. Dan harapannya tahun ini ada peningkatan produksi,” ujarnya.
Untuk diketahui, sesuai data yang diperoleh media ini dari Kadis DTPHP Junaidi, luas panen padi sawah tahun 2022 sebesar 3.866,26 Ha; luas tanam 2.873,14 Ha, dan jumlah produksi 13.118,22 ton.
Sedangkan untuk padi ladang, luas panen tahun 2022 mencapai 7.409,40 Ha dengan luas tanam 4,426,50 Ha dan jumlah roduksi 13.336,92 ton.
“Sehingga total luas panen padi keseluruhan baik padi sawah maupun ladang pada tahun 2022 sebesar 11.275,66 Ha, dari total luas tanam 7.299,44 Ha, dan total jumlah produksi 26.455,14 ton,” ujarnya.
Sedangkan luas panen padi sawah tahun 2023 sebesar 2.679,90 Ha, luas tanam 2.789,90 Ha, dan jumlah produksi 8.146,90 ton. Berikutnya, luas panen padi ladang tahun 2023, 4.950,50 Ha, luas tanam 5.688 Ha, produksi 8.910,90 ton.
“Jadi pada 2023, total keseluruhan luas panen sebesar 7.630,40 Ha, total keseluruhan luas tanam 8.477,90 Ha, dan total keseluruhan produksi 17.057,80 ton,” pungkasnya. (Elton/Fery)