Tanjung Redeb — Upaya menghadirkan penerangan jalan yang merata dan efisien di wilayah pesisir terus menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Berau. Melalui program pemasangan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS), Pemkab menargetkan distribusi sekitar 60 unit lampu per kecamatan di 13 kecamatan pesisir, meski alokasi tiap desa disesuaikan dengan kebutuhan lokal, berkisar antara tiga hingga lima unit per desa.
Program ini dibiayai penuh melalui APBD Murni 2025, dengan anggaran per kecamatan berada di kisaran Rp2,3 hingga Rp2,4 miliar. Besaran dana tersebut ditentukan berdasarkan hasil musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dan survei lapangan.
“Semua titik pemasangan adalah usulan dari bawah, dari desa, kecamatan, lalu ditindaklanjuti di tingkat kabupaten. Kami utamakan titik strategis seperti tanjakan, tikungan tajam, area publik, dan lokasi rawan kecelakaan,” terang Bupati Berau Sri Juniarsih Mas dalam keterangannya baru-baru ini.
Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan fisik pun mulai dilakukan di sejumlah lokasi. Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Berau melaksanakan pengecoran fondasi PJUTS di dua kecamatan, yakni Tabalar dan Tubaan, serta melanjutkan kegiatan MC0 (mobilisasi dan konstruksi awal) di Pelabuhan Tersuleng. Proses pengecoran menggunakan metode pre-cast di lokasi terkontrol, memastikan ketepatan mutu dan volume pekerjaan sebelum pemasangan lampu dilakukan.
Seluruh unit PJUTS yang dipasang mengandalkan tenaga surya, membuatnya mandiri dan tidak terhubung ke jaringan listrik PLN. Kepala Dishub Berau, Andi Marawangeng, menyebut sistem ini lebih sesuai dengan kondisi geografis Berau yang cukup menantang.
“Panel surya ini jadi solusi tepat untuk daerah yang jauh dari pusat kelistrikan. Tidak bergantung pada PLN, dan mudah dirawat jika sistemnya berjalan baik,” ujar Andi.
Namun di tengah kemajuan, tantangan tetap ada. Andi mengungkapkan masih banyak PJU lama yang bermasalah, terutama lampu-lampu yang terhubung langsung ke jaringan listrik tanpa meteran. Dari data sebelumnya, sekitar 3.000 lampu konvensional kerap mengalami mati total akibat sistem kelistrikan yang tidak tertata dan kurangnya perawatan.
Sebagai solusi jangka menengah, Dishub merancang penggantian sistem dengan teknologi baru: PJU ber-AC dengan meteran serta penggunaan lampu LED 80 watt yang hemat energi. Inisiatif ini diharapkan mengurangi beban biaya operasional serta meningkatkan efektivitas pengawasan teknis.
Meski demikian, keterbatasan tenaga teknis menjadi hambatan utama. Saat ini, hanya tersedia lima orang teknisi PJU dan lima teknisi lampu lalu lintas yang harus mengelola sistem penerangan di seluruh wilayah Berau.
“Medan yang berat, jarak antar desa yang jauh, dan cuaca yang tidak menentu juga memperlambat proses perbaikan maupun instalasi,” tambah Andi.
Lokasi pemasangan PJUTS juga dipilih secara hati-hati, agar tidak mudah menjadi sasaran pencurian. Dishub mencatat sejumlah kejadian pencurian baterai panel surya yang dijual kembali secara ilegal.
“Makanya lokasi-lokasi yang dekat dengan pemukiman kami prioritaskan, supaya lebih mudah diawasi warga sekitar dan tidak menjadi sasaran pencurian,” jelasnya.
Dengan pendekatan bertahap dan fokus pada efisiensi, Pemkab Berau berharap kehadiran PJUTS akan meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan mobilitas masyarakat, terutama di kawasan pesisir yang selama ini minim penerangan jalan. (Adventorial)
Penulis : Suci
Editor : Fery