Tanjung Redeb – Pelayanan kesehatan pada pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Sambaliung kembali dikeluhkan pasien. Pasalnya, para tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas tersebut dinilai lebih mementingkan agenda lain daripada memberi prioritas lebih pada keselamatan pasien.
Salah satu pasien, Risda menegaskan bahwa dirinya datang ke Puskesmas Sambaliung sekira pukul 09.06 Wita. Ia datang untuk melakukan tes laboratorium lengkap sebelum melahirkan.
“Karena alamatku Sambaliung, jadi aku ke sana. Terus, faskes BPJS kesehatanku juga di Puskesmas Sambaliung,” jelasnya.
Namun, ketika hendak mendaftar, salah satu petugas pendaftaran mengatakan bahwa pelayanan sudah ditutup. Hal itu tentu terasa janggal karena tidak biasanya pelayanan kesehatan sudah ditutup lebih awal dari biasanya.
“Kan sangat tidak masuk akal, kalau 09.06 Wita sudah tutup. Sementara mereka mungkin buka pelayanan itu pukul 08.00 wita. Masa satu jam aja terima pasien. Padahal, kulihat pasiennya mungkin belum cukup 10 orang yang antre,” jelasnya.
Karena itu, menurutnya, para nakes di puskesmas itu seharusnya lebih memprioritaskan pasien daripada agenda lainnya. Prioritas pelayanan itu juga harus berlaku untuk semua pasien tanpa pandang bulu dan dalam segala situasi.
“Harusnya lebih prioritaskan itu pasien. Mau keadan darurat atau tidak, namanya fasilitas pelayan kesehatan masyarakat, ya utamakan masyarakat,” tegasnya.
Risda berharap pelayanan kesehatan yang tidak memprioritaskan kesehatan pasien harus dibuang jauh-jauh. Bila ada agenda lain yang dibuat walaupun dengan maksud baik, harus tetap mendahulukan pengunjung yang datang berobat.
“Dinas Kesehatan harus bertindak tegas dan berani menegur kepala puskesmas dan tenaga kesehatan yang sesuka hatinya membatalkan pelayanan tanpa alasan yang jelas,” pintanya.
Menanggapi keluhan pasien itu, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Berau, Jimmi Adriani menegaskan keluhan pasien itu sudah disampaikan ke Kepala Puskesmas Sambaliung.
Melalui Jimmi, Kepala Puskesmas Sambaliung menjelaskan bahwa pelayanan di puskesmas tersebut tutup pada pukul 09.00 Wita karena pihak puskesmas mengadakan sosialisasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
Kendati pelayanan pada umumnya tertutup, hanya pelayanan UGD yang tetap berjalan. Sedangkan terkait alasan penutupan pendaftaran yang tidak diketahui para pasien itu, diakuinya hanya merupakan miskomunikasi di loker pendaftaran.
“Mungkin ada miskom di loket pendaftaran,” bebernya.
Menanggapi media ini apakah sudah ada teguran dari Dinkes terhadap Kepala Puskesmas bahwa pelayanan terhadap pasien mesti lebih diprioritaskan daripada pertemuan itu, Jimmi belum memberikan tanggapan. (TNW)