Tanjung Redeb – Bandara Kalimarau akhirnya resmi melayani penerbangan maskapai AirAsia. Kehadiran maskapai bertarif rendah ini disambut antusias, lantaran diyakini bakal membawa dampak besar bagi sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan, Ferdinan Nurdin, mengungkapkan bahwa proses masuknya AirAsia ke Berau bukanlah perjalanan singkat.
Rencana ini sudah digagas sejak pertengahan 2024 melalui serangkaian pertemuan dengan manajemen AirAsia di Jakarta. Namun, langkah tersebut baru benar-benar terealisasi setelah adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah.
“Sejak audiensi pertama butuh waktu lebih dari setahun. Baru setelah Bupati Berau mengirimkan surat resmi awal 2025, pembicaraan mulai menemukan titik terang,” ungkap Ferdinan.
Menurutnya, keberadaan AirAsia sangat strategis. Dari total rute yang dioperasikan, mayoritas adalah penerbangan internasional. Kondisi ini menjadi peluang emas bagi Berau, yang memiliki beragam destinasi unggulan mulai dari wisata bahari, kekayaan hutan tropis, hingga budaya lokal yang khas.
“AirAsia ini identik dengan pariwisata. Kalau kita mampu mempromosikan potensi Berau secara konsisten, tidak menutup kemungkinan turis asing akan menjadikan Berau sebagai tujuan utama,” jelasnya.
Selain promosi, Ferdinan menekankan pentingnya sinergi seluruh pihak agar penerbangan AirAsia di Berau bisa berkelanjutan. Salah satunya dengan menjaga faktor keselamatan. Ia meminta pemerintah daerah segera membuat aturan khusus untuk mengendalikan aktivitas masyarakat di sekitar bandara, terutama dalam radius 15 kilometer.
“Hal-hal seperti bermain layang-layang, menerbangkan drone, atau menggunakan laser bisa membahayakan keselamatan penerbangan. Ini harus mendapat perhatian serius,” tegasnya.
Ferdinan juga menyinggung potensi lain yang akan ikut mendukung peningkatan lalu lintas udara di Berau. Di antaranya rencana pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI), keberadaan pabrik kertas Kiani, hingga eksplorasi minyak di Birang. Semua itu diyakini bakal menambah kebutuhan transportasi udara, baik untuk pergerakan orang maupun barang.
“Kalau semua potensi ini berjalan beriringan, Bandara Kalimarau tidak hanya menjadi pintu masuk wisatawan, tapi juga motor penggerak ekonomi daerah. Inilah pekerjaan rumah kita bersama, bukan hanya bandara atau pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat,” tutupnya.
Penulis : Suci
Editor : Fery