TANJUNG REDEB – Kurikulum Merdeka yang diterapkan di sekolah-sekolah di Kabupaten Berau menuai kritik dari orangtua murid. Banyak orangtua merasa terbebani dengan jumlah tugas yang harus diselesaikan oleh anak-anak mereka, yang membuat mereka juga ikut sibuk dalam mendampingi proses belajar di rumah.
Anggota DPRD Berau, Ichsan Rapi mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini. Menurutnya, meskipun kurikulum ini bertujuan untuk memberikan kebebasan dalam proses belajar mengajar, pelaksanaannya juga seharusnya tidak membebani orangtua.
“Kurikulum merdeka ini sebenarnya tujuannya sangat baik, tapi kami menerima banyak keluhan dari orangtua yang merasa tertekan dengan banyaknya tugas yang diberikan. Ini bukan hanya soal pendidikan anak, tetapi juga kesejahteraan mental orangtua,” ujarnya.
Iccang, sapaan akrabnya menyarankan agar pihak sekolah meningkatkan komunikasi dengan wali murid. Ia mendorong adanya dialog yang lebih intensif untuk menjelaskan tujuan dari setiap tugas yang diberikan, serta memberikan panduan yang jelas agar orangtua dapat membantu anak-anak mereka dengan lebih efektif.
“Sekolah perlu memahami situasi orangtua dan menciptakan sistem yang mendukung,” tambahnya.
Kendati kurikulum ini memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penting bagi semua pihak sekolah, orangtua, dan pemerintah untuk bekerjasama demi kebaikan anak-anak. Diharapkan dengan adanya masukan ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih harmonis dan produktif. (Tim/Fery)