Tanjung Redeb – Kekabakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Berau sampai hari ini masif terjadi. Ratusan hekatare lahan dilahap api. Tak sedikit, jalan raya tertutup kabut asap. Namun itu tidak memengaruhi penerbangan.
Tahun 2015 Ban dara Kalimarau sempat ditutup karena parahnya kabut asap. Tak hanya satu kali, di tahun 2019 pun, kejadian itu terulang. Dimana, kabut asap sangat parah dan mengakibatkan lumpuhnya aktivitas penerbangan.
Masa lalu tersebut kini menjadi kekhawatiran bagi pihak Kalimarau. Kendati saat ini, imbas dari Karhutla yang membuat kabut asap masih dinyatakan aman untuk aktivitas penerbangan.
Kepala BLU Kelas I UPBU Kalimarau, Ferdinan Nurdin mengatakan, saat ini pihaknya masih membuka pelayanan. Meskipun, saat ini masif terjasi Karhutla.
“Pelayanan penerbangan masih aman. Belum ada gangguan masalah kabut asap,” ujarnya.
Dikatakannya, kendati kondisi karhutla terbilang cukup parah, pihaknya masih belum mendapat informasi atau laporan bahwa visibility pilot terganggu.
“Jarak pandang masih aman. Belum ada laporan gangguan pandangan,” tegasnya.
Diakuinya, dari peristiwa yang terjadi saat ini, kabut asap belum signifikan. Dimana, memang jarak pandang masih berada di atas 4.000 untuk run away 19 dan 3.500 untuk run away 1.
“Ya jika jarak pandang kurang dari standar, maka tidak boleh ada aktivitas penerbangan. Sampai itu dinyatakan normal,” tandasnya. (FST)