Tanjung Redeb – Aktivitas penambangan yang diduga ilegal, di Kawasan Jalan Poros Kampung Rantau Panjang, Kecamatan Sambaliung, diduga menjadi salah satu penyebab rusaknya jalan tersebut.
Lubang besar berdiameter hingga 1 meter itu, memiliki kedalaman yang cukup membahayakan. Yang diperkiraka mencapai hingga 30 centimeter.
Hal itu pun dikeluhkan oleh masyarakat. Terpantau media ini, setidaknya terdapat 8 titik lubang dengan diameter sekitar 1 sampai 2 meter. Kerusakan jalan ini cukup membahayakan pengendara, khusunya roda dua.
Ilham, salah seorang pengendara motor mengeluhkan kondisi ini. Sebab tak sedikit lubang di sepanjang jalan tersebut. Menurutnya kondisi ini tentu membahayakan pengendara. Apalagi saat malam hari, jalan tidak didukung penerangan.
“Jalan rusak itu membahayakan pengendara. Apalagi lubangnya cukup besar,” katanya, Jumat (11/8/2023).
Menurutnya, kerusakan jalan ini akibat aktivitas kendaraan berat. Sebab dari pengamatannya, tak sedikit aktivitas truk lalu lalang di jalan ini.
Dia berharap kondisi ini jadi perhatian pihak yang berwenang. Apalagi jalan ini merupakan akses utama masyarakat Kampung Rantau Panjang menuju Tanjung Redeb (ibukota kabupaten).
“Semoga ada perbaikan,” katanya.
Dirinya pun mengungkapkan, bahwa aktivitas truk lalu lalang itu cukup dekat dengan perkampungan. Bahkan, tidak sedikit yang merasa terganggu atas kebisingan yang ada.
“Aktivitasnya juga mungkin sampai malam,” singkatnya.
Sementara itu, menanggapi kerusakan jalan poros Rantau Panjang, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Berau mengaku tak tahu jalan tersebut mengalami kerusakan.
Kepala Bidang (Kabid) Preservasi Jalan dan Jembatan, DPUPR Berau, Junaidi, mengatakan bahwa beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan perbaikan beberapa titik jalan yang berlubang melalui tim reaksi cepat (TRC) DPUPR.
Karena itu, ia tidak mengetahui jika ada titik jalan yang kembali mengalami kerusakan.
“Parah kah rusaknya? Rasanya baru dua pekan lalu saya ke sana, tapi tidak ada kerusakan,” katanya saat menghubungi awak media.
Menurutnya, rasanya tidak mungkin jika jalan tersebut mengalami kerusakan begitu cepat hanya karena lalu lalang masyarakat setempat.
“Kalau cuma masyarakat yang melintas rasanya tidak mungkin langsung rusak,” ujarnya.
Junaidi pun menduga kerusakan jalan tersebut akibat aktivitas kendaraan berbobot berat yang melintas di jalan tersebut.
“Kami akan melakukan pengecekan. Diinventarisir dulu kerusakannya, supaya kita bisa tahu anggaran penanganannya,” imbuhnya. (SRK/FST)