Tanjung Redeb – Persoalan yang mendera tubuh cabang olahraga (Cabor) Esports Indonesia (Esi) Berau kian meluas pasca pencairan bonus ajang Porprov VII Kaltim 2022 silam, diketahui bermasalah. Kali ini, atlet Esi lainnya Putri Jingga Nawang Sari, ikut buka suara.
Jeje begitu dirinya disapa, menjelaskan sebelum Porprov itu digelar, dirinya dijanjikan oleh pengurus Esi Berau bahwa uang tiket dan biaya penginapan selama ajang itu digelar, dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Namun hal itu sangat berbeda dengan kenyataan.
Alhasil, Jeje harus menggelontorkan banyak uang dari kantongnya sendiri agar dapat mengikuti pertandingan itu. Hal itu tentu sangat mengecewakan. Karena itu, dirinya merasa benar-benar ditipu.
“Sebelum setuju ikut Porprov saya pastinya tanya untuk tiket dan tempat tinggal. Karena saya kuliah di Bandung dan rumah bukan di Tanjung tapi di Tabalar. Nah, katanya untuk itu sudah dibantu pemerintah semua,” jelasnya.
Dengan alasan dibantu pemerintah, Jeje akhirnya memutuskan ikut bertanding. Berkat izin orang tuanya Jeje mempersiapkan diri dari Bandung menuju Berau. Namun ketika waktunya tiba untuk berangkat ke Berau, pengurus rupanya tidak sanggup membiayai tiket pesawatnya.
“Katanya, tidak ada. Tidak sanggup. Karena tiket Bandung – Berau itu 5 juta lebih. Bolak balik 10 juta lebih. Saya dibantu uang tiket kalau tidak salah 2 juta. Sisanya saya pakai uang pribadi. Selama di Tanjung juga sebelum masuk ke hotel saya ngekos karena tidak punya rumah. Jadi, semua pengeluaran saya itu pribadi 90 persen,” kisahnya.
Tak hanya biaya tiket dan penginapan yang ditanggung pribadi. Jeje kian merasa disakiti ketika pada saat pertandingan hendak digelar, persoalan baru kemudian muncul. Divisi ML campuran dipastikan tidak bertanding. Padahal, persiapan untuk sampai ke pertandingan itu sudah menghabiskan banyak waktu, pikiran, tenaga, dan sebagainya.
“Kami tidak tahu bakal tidak main. Pas sampai di venue sudah ganti nick name segala macam, suda siap, eh dikabarin tidak ada lawannya bla bla bla. Sampai akhirnyaa tidak main kami,” keluhnya.
Atas kejadian itu, Jeje sendiri benar-benar merasa sakit hati dan kecewa. Waktu kuliah dua bulannya yang tersita karena ajang itu terasa sia-sia. Bahkan bonus yang diperoleh itu juga tidak sepenuhnya mengobati kekecewaan yang sudah dirinya alami.
“Aku dispen kuliah dua bulan demi Porprov. Kalau mau hitung-hitungan, aku di Porprov tekor duluan. Sekarang ditarik (potongan 30 persen, Red) segitu banyaknya. Dari hadiah saja cuma balik modal setengah eh tidak sampai malahan. Lalu yang masukan kami dapat medali hantu siapa? Bukan kami. Tapi pengurus,” tutupnya. (TNW/FST)