TANJUNG REDEB – Kasus pencabulan di Kabupaten Berau mengalami peningkatan pada tahun 2024. Berdasarkan data Polres Berau, tercatat ada 30 kasus pencabulan yang terjadi sepanjang tahun 2024, sementara pada tahun 2023 hanya tercatat 27 kasus.
Peningkatan kasus ini menjadi perhatian serius bagi aparat penegak hukum dan masyarakat, khususnya terkait perlindungan anak.
Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Ardian Rahayu Priyatna mengungkapkan bahwa meskipun ada peningkatan kasus, pihak kepolisian tetap berkomitmen untuk menindak tegas para pelaku dengan mengedepankan keadilan dan perlindungan korban.
“Peningkatan kasus ini tentu menjadi perhatian kami. Kami akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencegah terjadinya perbuatan asusila yang merugikan anak-anak dan remaja,” jelas AKP Ardian.
Kasus pencabulan yang terjadi pada tahun 2024 mencakup berbagai macam modus, mulai dari pelecehan seksual dalam lingkungan keluarga hingga di luar rumah, dengan banyak korban berasal dari kalangan anak-anak dan remaja.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, pelaku pencabulan masih terus berusaha mencari celah untuk melakukan tindak kejahatannya.
AKP Ardian juga mengimbau kepada orang tua agar lebih waspada dan aktif dalam mengawasi pergaulan anak-anak mereka.
“Orang tua memegang peranan penting dalam pencegahan kasus pencabulan. Kami meminta agar orang tua lebih memperhatikan lingkungan sosial anak-anak, baik itu di rumah, sekolah, maupun dalam kegiatan luar ruangan,” ujar Ardian.
Ardian menambahkan, penting bagi orang tua untuk membangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak, serta memberikan pemahaman mengenai bahaya pelecehan seksual.
“Jangan ragu untuk memberikan edukasi kepada anak tentang tubuh mereka, batasan yang seharusnya dijaga, dan bagaimana cara melapor jika mereka merasa tidak aman atau menjadi korban pelecehan,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menekankan agar orang tua lebih berhati-hati dalam memilih teman atau lingkungan pergaulan bagi anak-anak mereka, serta tidak segan untuk mengenal lebih dekat siapa saja yang berinteraksi dengan anak-anak.
“Kami mengharapkan kerjasama yang baik antara orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak,” ungkap Kasat Reskrim.
Pihaknya berharap agar masyarakat bisa lebih peduli dan aktif dalam memantau pergerakan yang mencurigakan di sekitar mereka, serta memperkuat sistem pengawasan di lingkungan masing-masing.
“Pencegahan lebih baik daripada penindakan. Jika kita semua bersatu dalam menjaga anak-anak dan remaja, kasus seperti ini dapat diminimalisir,” tandasnya.