Tanjung Redeb – Ribuan masyarakat memenuhi Lapangan Pemuda Tanjung Redeb dalam perayaan Hari Jadi ke-71 Kabupaten Berau dan ke-214 Kota Tanjung Redeb. Baik tua, muda, hingga anak-anak duduk rapi di pinggiran lapangan, antusias menyaksikan rangkaian acara yang berlangsung meriah.
Salah satu atraksi yang paling dinantikan adalah penampilan tarian kolosal bertajuk *History of Bekudung Betiung*, yang menggabungkan tiga budaya besar Kabupaten Berau: Banua, Bajau, dan Dayak. Tarian ini menjadi magnet utama, menarik perhatian masyarakat yang ingin melihat lebih dekat keindahan budaya lokal.
Selain menghibur, tarian kolosal tersebut juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi generasi muda, mengenalkan warisan budaya Berau yang biasanya hanya mereka ketahui melalui buku atau cerita turun-temurun.
Masyarakat tak ingin melewatkan momen istimewa ini, dengan banyak yang mengabadikan setiap detik acara melalui jepretan kamera. Perayaan Hari Jadi Kabupaten Berau yang diperingati setiap tanggal 15 September ini berhasil menghidupkan semangat kebersamaan dan kebanggaan warga.
Rangkaian acara dimulai dengan tarian kolosal dan dilanjutkan dengan pembacaan sejarah singkat Kabupaten Berau, termasuk kepemimpinan dari masa ke masa. Diketahui, Kabupaten Berau berasal dari Kesultanan Berau yang berdiri sekitar abad ke-14. Raja pertama, Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma, bersama istrinya Baddit Kurindan, memimpin wilayah ini dengan pusat pemerintahan di Sungai Lati.
Penetapan Kota Tanjung Redeb sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Berau dilandasi sejarah perpindahan pusat kerajaan pada tahun 1810 oleh Sultan Alimuddin ke Kampung Gayam, yang sekarang dikenal sebagai Kampung Bugis. Tanggal 25 September 1810 menjadi tonggak sejarah berdirinya Kota Tanjung Redeb, yang kemudian diabadikan sebagai Hari Jadi Kota Tanjung Redeb berdasarkan Perda No. 3 tanggal 2 April 1992. (Tim/Fery)