Tanjung Redeb – Orang tua siswa kini semakin pusing dengan sistem pendidikan yang dibuat oleh pemerintah. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang hanya bisa diakses secara online rupanya bukan malah memudahkan, melainkan membuat susah.
Dian, salah seorang warga Jalan Bukit Ria II, Kelurahan Gunung Panjang, Kecamatan Tanjung Redeb, mengeluhkan sistem PPDB yang digunakan saat ini. Menurutnya, sistem tersebut tidak memahami situasi dan kondisi di Bumi Batiwakkal.
“Sistem itu tidak siap digunakan di Berau,” ujarnya.
Dikatakannya, adiknya menjadi salah satu korban dari sulitnya mengakses sistem PPDB. Adiknya, yang merupakan alumni SMP 2 Berau, kini kebingungan ke mana dirinya akan melanjutkan pendidikan.
“Adik saya itu sudah mendaftar ke SMA 1 Berau, SMK 1 Berau, SMA 7 Berau. Itu saja sekolah negeri yang masuk zonasi,” tegasnya.
Lanjutnya, ia merasa di-pingpong saat menghadapi sistem PPDB tersebut.
“Saya sudah konfirmasi ke Panitia PPDB, tapi malah saya yang disalahkan. Padahal, maps yang ada di PPDB itu salah,” ucapnya.
“Masa alamat saya di Gunung Panjang, maps-nya malah di Sambaliung,” tambahnya.
Dian mengaku, titik rumahnya masuk zonasi SMA 1 Berau, SMK N 1 Berau, dan SMA 7 Berau. Bahkan, pihaknya pun mengaku sudah mendatangi SMA 7 Berau agar adiknya bisa sekolah di sana.
“Jawabannya, prioritas anak bedungun,” ucapnya.
Lebih lanjut, hasil dari penelusurannya, ada anak yang berdomisili di Jalan Pangeran Diponegoro, malah diterima di SMA 7 Berau.
“Lucu sistem ini. Agak aneh dan nyusahin,” tegasnya.
Dian pun menyebut ketidakmampuannya memasukkan adiknya ke sekolah swasta.
“Uang dari mana mau masukan sekolah ke swasta,” sebutnya.
Ia pun berharap agar persoalan ini bisa menjadi perhatian bagi pemerintah.
“Tolong pemerintah melihat situasi ini,” tandasnya. (Fery)