Tanjung Redeb – Sejumlah keluarga pasien mengeluhkan sistem antrean yang diterapkan oleh RSUD dr Abdul Rivai. Padahal, persoalan antrean ini sudah lama terjadi dan seolah tanpa ada solusi.
Idayanti, pasien Poli Bedah yang baru 3 pekan lalu melakukan operasi besar, terpaksa harus ikut antre untuk melakukan kontrol ke poli.
Dikatakannya, solusi antrean yang dapat diakses secara online rupanya bukan solusi yang baik. Pasalnya, itu tidak menjadikan antrean terurai.
“Ini persoalan lama, dan masih terus terulang. Seperti tidak ada pembenahan,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Abdul Rivai, Jusram menjelaskan pihaknya sudah pernah menyampaikan agar antrean untuk pendaftaran itu baru terjadi pagi hari, pukul 07.00 Wita. Namun, penyampaian itu rupanya belum diikuti oleh banyak warga.
“Sebenarnya sudah pernah disampaikan agar antre jam 7. Tapi warga memang senang antre seperti ini dari subuh-subuh karena takut ‘keduluan’,” jelasnya.
Antrean warga untuk mendaftar secara offline agar dapat berobat di RSUD tersebut, lanjut Jusram, masih disediakan hingga kini. Mengingat, belum banyak warga yang mampu mengakses pendaftaran secara online.
“Sudah saya koreksi dan simulasikan. Ternyata selama ini hanya sampai pendaftaran online saja. Tidak sampai pada antrean di beberapa poli,” terangnya.
“Sehingga (pendaftaran, Red) offline tetap disediakan karena tidak semua masyarakat mampu mendaftar online. Tapi yang bisa online dapat lebih mudah,” sambungnya.
Disampaikannya, untuk mengatasi antrean itu pihaknya sudah membeli aplikasi untuk antrean online sampai poli dan bridging BPJS. Saat ini, aplikasi tersebut masih dalam proses bridging.
“Saat ini on progress. Setelah bridging dengan BPJS, baru kami sosialisasikan. Karena, tidak mudah untuk bridging, karena akan terkoneksi juga dengan SIMRS yang ada,” imbuhnya.
Setelah proses bridging usai, tambahnya, pihaknya akan melakukan sosialisasi terkait mekanisme pendaftaran berbasis aplikasi. Tentu dengan maksud agar warga dapat melakukan pendaftaran melalui aplikasi dan dapat mengurangi terjadinya antrean.
“Kalau antrean online untuk pendaftaran, sudah pernah disosialisakin sejak manajemen lama. Namun kalau yang bridging dengan BPJS ini belum, karena sementara proses bridging,” bebernya.
Sebelumnya, Bupati Berau Sri Juniarsih Mas menjelaskan pendaftaran online di RSUD Abdul Rivai sebenarnya sudah tersedia. Tujuannya untuk meminimalisasi penumpukan dan desakan warga yang hendak berobat di RSUD tersebut.
Sayangnya, metode tersebut belum disosialisasikan secara masif kepada masyarakat. Sehingga belum banyak masyarakat yang “up to date” dengan sistem dan metode pendaftaran tersebut.
“Dengan daftar secara online, dia gak usah nunggu di ruang tunggu sampai numpuk begitu. Karena sudah ada daftar secara online. Nah, kalau sudah waktunya masuk, baru dia datang ke rumah sakit,” ujarnya.
Secara umum, ungkap Sri Juniarsih, kesehatan di Berau perlu didukung dengan fasilitas kesehatan yang representatif dengan layanan yang lengkap. Namun, untuk mencapai semua itu diperlukan waktu dan proses yang panjang.
“Pelayanan kesehatan menjadi prioritas buat saya sebagai pelayan masyarakat. Dan sekarang itu sedang dalam proses. Tidak sama dengan membalikkan telapak tangan. Semua membutuhkan waktu, proses, dan anggaran yang maksimal,” tandasnya. (TNW/FST)