Tanjung Redeb – Danau Kakaban yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Bumi Batiwakkal kini kondisinya memperihatinkan.
Keanekaragaman fauna yang menjadi aset berharga, seakan sirna dan menghilang. Salah satu yang paling mencolok adalah keberadaan ubur-ubur yang belum lama ini dikabarkan hilang.
Zaiwa salah satu pemerhati pariwisata Berau menyampaikan, kondisi itu diketahui saat dirinya mendampingi Pj Gubernur.
“Nah, itu juga yang membuat kami heran, kemana itu ubur-uburnya,” ujarnya.
Dikatakannya, dari pantauannya saat berada di lokasi, banyak ikan-ikan kecil yang mati. Bahkan, air di danau tersebut pun mengalami perubahan warga menjadi lebih hijau.
“Airnya saja makin asin. Yang biasanya itu air di sana rasanya payau,” katanya.
Diakuinya, sudah sempat berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Berau agar destinasi tersebut bisa ditutup sementara waktu.
“Kalau seperti ini ditutup saja dulu. Untuk kepentingan bersama. Lebih bagus diteliti dulu apa penyebabnya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BKSDA Kaltim SKW I Berau, Ilyas mengatakan, fenomena hilangnya ubur-ubur di Danau Kakaban tentunya harus dilakukan kajian dan penelitian lebih lanjut untuk mempelajari penyebabnya. Apakah karena kenaikan suhu perairan atau yang lain.
“Harus diteliti dulu,” jelasnya.
Dari literatur yang dipelajari, di tempat lain juga pernah ada ketidakhadiran ubur-ubur yakni tahun 2019 di Danau Lenmakana di Raja Ampat. Dari data suhu perairan menunjukkan adanya peningkatan suhu 2,5°c dan ubur-ubur lenyap tidak terlihat.
“Ada beberapa kemungkinan, ubur-uburnya turun ke kedalaman tertentu, pada suhu yang lebih dingin, atau mati karena hidup di atas suhu yang melebihi kemampuannya adaptasinya,” tandasnya. (FST)