Tanjung Redeb – Proses pencarian korban tenggelam di Kampung Tumbit Dayak masih terus berlangsung. Masyarakat kampung, saat ini tengah melakukan doa bersama.
Masyarakat Kampung Tumbit Dayak, Ramdani mengatakan, bahwa saat ini proses pencarian korban tenggelam masih terus dilakukan. Dimana, orang tua korban saat ini pun masih berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Masyarakat bersama dengan pihak keluarga serta tim pencari melakukan doa bersama,” ujarnya.
Dikatakannya, proses pencarian tersebut, saat ini dilakukan dengan menggunakan ketinting serta alat penerangan seadanya.
“Kami masih menyisir sungai, berharap korban segera ditemukan,” ucapnya.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa di TKP telah didirikan posko gabungan untuk pencarian korban.
“Sudah ada poskonya, kemungkinan akan stanbay hingga beberapa hari ke depan,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, bocah berusia 8 tahun, warga Jalan Teluk Semangka, RT 16, Sambaliung tenggelam di Sungai Kelay, Kampung Tumbit Dayak sekira pukul 10.00 WITA, Minggu (3/9/2023).
Kepala Kampung Tumbit Dayak, Achmad Jamlan menjelaskan saat ini dirinya bersama warga setempat sedang berada di tempat kejadian. Proses pencarian korban sedang dilakukan.
“Ini dengan beberapa perahu motor dan ketinting milik warga sedang mencari. Karena di Tumbit Dayak perahunya kurang, kami minta bantuan dari Long Lanuk,” jelasnya.
Selain dibantu perahu motor dan ketinting milik warga Tumbit Dayak, tim dari Basarnas juga sedang dalam perjalanan menuju tempat kejadian melewati jalur sungai.
Secara kronologis, Achmad menjelaskan MCS yang tinggal di Perumahan Pondok Barokah Gang Pribadi, Belakang Waterpark Sambaliung itu datang ke Tumbit Dayak bersama orang tuanya untuk bersenang-senang.
Setelah menghabiskan beberapa waktu bersama orang tuanya, MCS lalu memutuskan untuk mandi di sungai bersama seorang temannya yang lain. Sialnya tak berselang lama, MCS sudah menghilang entah ke mana.
“Sungainya dalam. Arusnya juga kencang. Mungkin terbawa arus. Temannya sempat ditolong orang tuanya. Dia (MCS) sudah tidak tahu ke mana,” terangnya
Menurut Ahmad antara pinggir sungai dengan tempat orang tua MCS berada jaraknya sekira 30 meter. Namun, kejadian tenggelamnya MCS begitu cepat terjadi sehingga luput dari pantauan orang tuanya.
“Ini kasihan orang tuanya nagis-nangis. Kasihan. Mereka tinggal di Sambaliung cuma kejadiannya di wilayah kita,” tandasnya.
Kapolsek Sambaliung, Iptu Iwan Purwanto menerangkan saat ini pihaknya sedang menghimpun informasi terkait persoalan itu. Upaya pencarian juga sedang dilakukan.
“Sementara kami berkoordinasi dengan Sat Polair dan Basarnas untuk melakukan pencarian. Koordinasinya via telepon,” tutupnya. (FST)