BERAU – Perubahan teknologi yang bergerak cepat menuntut guru untuk tidak lagi terpaku pada cara mengajar tradisional. Hal ini kembali ditegaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Hj. Mardiatul Idalisah, saat menghadiri puncak peringatan Hari Guru Nasional sekaligus HUT ke-80 PGRI di Gedung Olahraga Tanjung Redeb, Selasa (25/11).
Di hadapan para pendidik, ia menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi di sekolah bukan sekadar pelengkap, tetapi bagian penting dalam sistem pendidikan era digital.
“Mau tidak mau, kita harus siap mengikuti perkembangan. Jangan sampai guru tertinggal dari muridnya dalam urusan teknologi,” ucapnya dalam sambutan.
Mardiatul menilai bahwa tantangan pendidikan saat ini semakin berlapis. Selain kurikulum yang terus berevolusi, karakteristik siswa yang tumbuh dalam lingkungan digital juga membuat guru harus lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran.
Menurutnya, menguasai gawai atau aplikasi pembelajaran hanyalah langkah awal. Yang jauh lebih penting adalah kemampuan guru membimbing murid agar menggunakan teknologi secara tepat dan bertanggung jawab.
“Kami berharap para guru tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan, tapi juga menanamkan etika dalam bermedia. Generasi muda harus cerdas sekaligus berkarakter,” katanya.
Meski demikian, ia menekankan bahwa digitalisasi tidak boleh menggerus nilai dasar pendidikan: kemanusiaan, empati, dan akhlak mulia. Di balik kecanggihan perangkat, guru tetap menjadi figur utama dalam membentuk kepribadian siswa.
“Teknologi adalah alat bantu. Jati diri pendidikan tetap ada di tangan para guru,” tegas Mardiatul.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Dinas Pendidikan Berau disebut terus memperluas pelatihan teknologi bagi pendidik dan memperbaiki infrastruktur penunjang agar seluruh sekolah mampu mengikuti arus transformasi digital.
Ia berharap komitmen tersebut mampu melahirkan sumber daya manusia yang siap bersaing secara global.
“Ketika guru kuat menguasai kompetensi digital, maka kualitas pendidikan kita juga semakin maju,” tutupnya.(Adv/SC)
