TANJUNG REDEB — Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau tengah mengkaji penggunaan teknologi pemantauan sampah berbasis sensor untuk meningkatkan kebersihan destinasi wisata pantai. Inovasi ini dinilai mampu memberikan pengawasan lebih akurat, terutama di kawasan pesisir yang kerap menerima sampah kiriman.
Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Muda DLHK Berau, Irwadi Ahmadi Siregar, menilai sistem digital tersebut sangat tepat diterapkan di destinasi unggulan seperti Pulau Derawan dan Maratua. Menurutnya, teknologi pemantauan dapat membantu mendeteksi volume dan arah pergerakan sampah sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat.
“Teknologi pemantauan ini sangat memungkinkan diterapkan di kawasan pantai, terutama Derawan dan Maratua yang menjadi tujuan wisata utama,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa sampah kiriman masih menjadi masalah rutin di beberapa titik pesisir Maratua. Kondisi itu biasanya terjadi pada musim tertentu dan kerap merusak estetika pantai, sehingga mengganggu kenyamanan pengunjung.
“Sering kali ada waktu tertentu di mana sampah kiriman ini muncul cukup banyak. Tentu tidak baik jika wisatawan melihat kondisi seperti itu,” kata Irwadi.
Selain mengembangkan sistem pemantauan digital, DLHK juga memperkuat pendekatan edukasi. Sosialisasi terkait pengelolaan sampah untuk masyarakat pesisir, pelaku usaha wisata, hotel, hingga restoran akan digelar secara bertahap.
“Kami sudah menyiapkan kegiatan edukasi di beberapa lokasi, termasuk hotel dan restoran di Derawan dan Maratua,” jelasnya.
Program penyadaran masyarakat tersebut direncanakan berlangsung pada November hingga Desember dan akan difokuskan pada tiga titik pesisir yang dianggap paling membutuhkan pendampingan.
DLHK Berau berharap kombinasi antara teknologi pemantauan dan peningkatan kesadaran masyarakat dapat menciptakan lingkungan pesisir yang lebih bersih sekaligus mempertahankan citra Berau sebagai destinasi wisata bahari yang berkualitas.(Adv/Sc)













