Tanjung Redeb – Jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau selama setahun dinilai masih minim, hanya menyentuh angka 100 tenaga kerja. Padahal, jumlah calon tenaga kerja yang siap masuk bursa tenaga kerja begitu banyak.
Salah satu faktor yang turut memengaruhi minimnya jumlah tenaga kerja yang mesti mendapat pelatihan dari pemerintah daerah yakni ketiadaan Balai Latihan Kerja (BLK). Karena itu, diperlukan BLK agar pelatihan skala besar dengan banyaknya peluang kerja yang ada dapat diakomodasi dengan baik.
Menanggapi hal itu, Kepala Disnakertrans Berau, Zulkifli Azahri mengaku selama ini memang selalu dilakukan pelatihan-pelatihan. Pelatihan itu juga dilaksanakan tiap bulan. Namun, jumlah tenaga kerja yang mendapat pelatihan dinilai masih minim.
“Selama ini pelatihan tenaga kerja sifatnya tidak banyak. Setahun itu kita hanya dapatkan pelatihan untuk 100 orang. Tapi kalau dengan BLK itu kan kita bisa buat semacam persiapan tenaga kerja yang ada,” jelasnya.
“Di sini tiap bulan memang ada saja pelatihan. Tapi perlu BLK agar dalam skala besar kita bisa baca peluang tenaga kerja apa saja yang mesti mendapatkan pelatihan. Sama ke depan kan duta wisata juga ada itu. Itu kan mesti ada pelatihan yang terfokus,” lanjutnya.
Disampaikannya, pembangunan BLK merupakan salah satu program yang sudah berjalan. Karena itu, pembangunannya perlu didukung oleh semua stakeholder terkait. Tujuannya, agar tenaga kerja yang terampil dan siap bekerja dapat disiapkan dengan baik untuk menghadapi persaingan global.
“Semua stakeholder itu harus bisa mendukung kegiatan itu. Karena kebutuhan tenaga kerja ini kita tidak bisa hanya fokus pada yang ada sekarang, tambang. Kita harus mempersiapkan tenaga yang terampil. Dan itu salah satunya perlu BLK itu,” imbuhnya.
Diakuinya, saat ini sudah ada perencanaan terkait pembangunan BLK tersebut. Lokasi dan lahannya juga sudah disiapkan di Sambaliung. Pihaknya pun merencakan agar konstruksi fisiknya sudah bisa berjalan pada tahun 2024 mendatang.
“Rencana konstruksi fisiknya kita serahkan semuanya ke DPUPR. Kita hanya siapkan lahan sesuai speknya. Yang bangunkan nanti mereka di sana (DPUPR, Red). Dan saya harapkan 2024 sudah ada peletakan batu pertama. Minimal sudah bisa berjalan karena itu untuk persiapan tenaga kerja,” bebernya.
Selain BLK, tambah Zulkifli, tenaga instruktur juga akan disiapkan. Pasalnya, pelatihan yang selama ini berjalan masih menggunakan jasa tenaga instruktur dari luar daerah. Untuk mengatasi hal itu pihaknya juga sudah melakukan “sounding” dengan kementerian terkait.
“Kalau kita sudah mau siapkan rumah, tentu kita sudah berpikir isinya apa. Nah sekarang kita berpikir tentang isinya, rumahnya saja belum ada. Iya kan. Makanya begitu ada fisiknya maka kita go so menyiapkan tenaga instrukturnya,” paparnya.
“Saya juga sudah sounding dengan kementerian untuk melatih instruktur yang dibutuhkan. Dan kita juga akan kerja sama dengan perusahaan-perusahan yang ada. Karena mereka butuhkan tenaga kerja. Maka ayo kita bisa latih sama-sama di tempat yang ada,” tandasnya. (TNW/FST)